TESIS HKI
Pelaksanaan Bimbingan Pranikah Islam Dan Katolik (Studi Komparatif KUA Pekalongn Utara Dan Gereja Katolik Santo Petrus Kota Pekalongan)
Problem keluarga Indonesia dan angka perceraian yang terus meningkat, perlu adanya kajian dan penelitian terkait hal tersebut dan solusi sebagai upaya menjaga ketahanan keluarga Indonesia. Penelitan ini adalah sebagai salah satu kontribusi penelitian untuk mengetahui problem-problem yang mampu menjadikan keretakan rumah tangga, serta upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk menjadikan rumah tangga di Indonesia mempunyai ketahanan yang kokoh. Menjadikan keluarga yang bahagia, harmonis, dan kekal merupakan amanat dari Undang-Undang Perkawinan No. 01 Tahun 1974. Upaya-upaya untuk merealisasikan amanat tersebut belum begitu maksimal hal tersebut nampak karena angkat perceraian di Indonesia masih tinggi, 419.268 pasangan suami istri pada tahun 2018 melakukan perceraian. Salah satu upaya untuk melaksanakan amanat tersebut adalah memperbaiki pelaksanaan bimbingan pranikah yang sangat penting sebagai bekal bagi calon pengantin. Dari hal tersebut penulis merasa penting untuk meneliti pelaksanaan bimbingan pranikah selain untuk tujuan akademis, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan sumbangsih saran atau masukan yang membangun pelaksanaan bimbingan pranikah dikemudian hari. Penelitian ini kemudian diberi judul “Bimbingan Pranikah Islam dan Katolik (Studi Komparatif KUA Pekalongan Utara dan Gereja Katolik Santo Petrus Kota Pekalongan)”. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1). Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Pranikah di KUA Pekalongan Utara dan di Gereja Katolik Santo Petrus Kota Pekalongan, 2). Bagaimana persamaan dan perbedaan Bimbingan Pranikah di KUA Pekalongan Utara dan di Gereja Katolik Santo Petrus Kota Pekalongan dalam upaya ketahanan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif empiris dengan jenis penelitian lapangan. Metode penelitian kualitatif empiris ini juga merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah yang berupa bimbingan pranikah, (sebagai lawannya eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Yang dilakukan dengan meggunakan pasca indra manusia sehingga metode atau cara ini bisa diketahui oleh orang lain. Hasil dari penelitan adalah Kursus Calon Pengantin (Suscatin) dalam Islam dan Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) dalam Katolik kedua mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan antara keduanya dalam hal materi bimbingan pranikah, narasumber bimbingan pranikah, tempat bimbingan pranikah, target bimbingan pranikah. Perbedaan Suscatin dan KPP adalah waktu pelaksanaan bimbingan pranikah, tempat bimbingan pranikah, peserta bimbingan pranikah, durasi pelaksanaan bimbingan pranikah, aturan bimbingan pranikah, biaya bimbingan pranikah dan penyelenggara bimbingan pranikah.
20TS2051001.00 | TS Pps.HKI 20.001 ZAM p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain