SKRIPSI IAT
Ayat Larangan Syirik dan Perintah Birrul Walidain dalam Al Quran (Kajian Semiotika Al Quran)
Kajian yang ada dalam memahami Al-Qur'an beragam, di antaranya dengan menggunakan metode semiotika. Dalam kajiannya, semiotika adalah cabang ilmu yang mengkaji tentang sistem tanda, dan secara luas, semiotika adalah studi sistematis mengenai interpretasi tanda, cara kerja dan manfaat dalam kehdiupan manusia. Al-Qur'an sendiri adalah tanda bagi orang-orang yang berfikir.
Rumusan masalah yang dikaji adalah Bagaimana analisis semiotika Al-Qur'an terhadap ayat larangan syirik dan perintah birrul walidain dalam Al-Qur'an ? Apa pesan-pesan yang terdapat dalam ayat larangan syirik dan perintah birrul walidain dalam Al-Qur'an ?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis semiotika Al-Qur'an terhadap ayat larangan syirik dan perintah birrul walidain dalam Al-Qur'an, untuk mengetahui pesan-pesan yang terdapat dalam ayat larangan syirik dan perintah birrul walidain dalam Al-Qur'an.
Jenis penelitian ini adalah library research (penelitian pustaka). Penelitian ini mempunyai sifat deskriptif-analitik yaitu sebuah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek yang ada. Metode analisis yang pertama kali dilakukan adalah analisis semiotik, kemudian digabung dengan metode analisis dan interpretasi pada bagian-bagian yang akan menjadi pokok penelitian dengan peta penelitian melalui bimbingan, sehingga bisa menyatukan secara utuh kontruksi sesuai dengan masalah penelitian.
Hasil penelitian menyimpulkan: 1) Ada kesamaan makna ayat pada surah Al-Baqarah ayat 83, surah An-Nisa ayat 36, surah Al-An’am ayat 151 dan surah Al-Isra’ ayat 23. Keempat ayat tersebut sama-sama membahas tentang perintah larangan syirik yang kemudian diikuti dengan perintah birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua). Hal ini menunjukkan bahwa perintah untuk meninggalkan perbuatan syirik sama kuatnya dengan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Demikian istimewa kedudukan orang tua dalam Islam karena perintah ihsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an langsung setelah perintah beribadah hanya kepada-Nya atau setelah larangan mempersekutukan-Nya. Oleh karena itu, hukum birrul walidain adalah wajib. Birrul walidain merupakan hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan anak, sesuai dengan perintah Islam, sepanjang kedua orang tua tidak memerintahkan atau menganjurkan anak-anaknya untuk melakukan hal-hal yang dibenci dan dilarang Allah SWT. 2) Pesan-pesan yang terdapat dalam ayat-ayat larangan Syirik dengan perintah Birrul walidain adalah manusia diperintahkan oleh Allah untuk menyembah hanya kepada-Nya saja dan tidak menyekutukannya dengan apa pun, manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada sesamanya terutama kepada kedua orang tua, dan berbakti kepada orang tua adalah kewajiban yang tidak pernah selesai ditunaikan.
19SK1931005.00 | SK IAT 19.005 MAS a | My Library (Lantai 3 Referensi dan Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain