SKRIPSI EKOS
Analisis Manajemen Produksi Pengusaha Batik Di Kampung Batik Pesindon Kota Pekalongan (Sebuah Tinjauan Etika Produksi Islami)
Usaha batik adalah usaha yang berhubungan dengan banyak faktor. Mulai dari segi pengelolaan sampai alamnya. Bisnis ini memerlukan bahan, energi, dan komponen bahan tambahan supaya mencapai efisiensi. Karena kurangnya efisiensi pada proses produksi dapat menyebabkan besarnya volume limbah yang dihasilkan dari bahan baku. Hal ini akan menimbulkan kerugian baik secara ekonomi maupun lingkungan yang disebabkan oleh biaya produksi dan biaya pengolahan limbah.Untuk itu penulis akan kaji dengan cara analisis keaktualan pengusaha batik dalam manajemen produksi yang terkover oleh Etika Produksi Islami dengan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana manajemen produksi yang di kembangkan oleh pengusaha batik Kampung Batik Pesindon Kota Pekalongan, dan Bagaimana tinjauan etika produksi Islam terhadap manajemen produksi pengusaha batik kampung batik pesindon kota pekalongan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada pengusaha batik Kampung Batik Pesindon Kota Pekalongan, tenaga kerja, serta masyarakat sekitar, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku atau informasi yang berkaitan dengan isi skripsi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis dan keabsahan datanya menggunakan metode Triangulasi data, Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan Simpulan dengan menguraikan serta menafsirkan data tersebut secara deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah manajemen produksi yang dilakukan oleh pengusaha batik Pesindon Kota Pekalongan dalam proses produksi usahanya sudah sesuai dengan teori manajemen produksi, yaitu adanya proses Perencanaan, Persediaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Mutu. Namun bila ditinjau dari segi Etika Produksi Islami, belum optimal. Karena belum menerapkan secara keseluruhan nilai-nilai Islami. Adapun hal yang paling lemah dari pengusaha batik adalah proses pengelolaan limbah batik berupa zat pewarna kimia, ada beberapa dari mereka kurang peduli dan ada juga yang peduli namun proses pelaksanaanya belum optimal. Sedangkan dilihat dari sifat penduduk dapat dikatakan religius sebab mereka sering aktif dan ikutan didalam kegiatan keagamaan.
19SK1941096.00 | SK EKOS 19.096 MUB a | My Library (Lantai 3, Karya Ilmiah) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain