SKRIPSI PAI
Pembinaan Narapidana Berbasis Pondok Pesantren Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekalongan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan narapidana berbasis Pondok Pesantren di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekalongan; Mengungkapkan tujuannya, materi yang disampaikan serta metode yang digunakan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan pembinaan narapidana berbasis pondok pesantren di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekalongan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekalongan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dengan sumber dan metode. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model Miles dan Huberman.
Penelitian ini menemukan bahwa dalam pelaksanaan pembinaan narapidana berbasis Pondok Pesantren dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang mendukung maupun menghambat. Untuk faktor yang mendukung, antara lain : 1. Dukungan penuh dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekalongan yang mengambil kebijakan pelaksanaan pembinaan agama Islam melalui Pondok Pesantren, 2. Keberadaan Pondok Pesantren yang merupakan blok khusus bagi para santri yang kegiatannya dari setelah bangun pagi hingga malam hari, 3. Keberadaan para pengajar di Pondok Pesantren yang berasal dari para penyuluh Kementerian Agama Kota Pekalongan, 4. Kerjasama dengan pihak luar seperti Batik TV, Kementerian Agama Kota Pekalongan, Perpustakaan Daerah Kota Pekalongan, IAIN Pekalongan, STAIKAP, Yayasan Az-Zubair bin Al-Awwam Kota Pekalongan dan Yayasan Daarut Taubah Batang, dan 5. Kepedulian dari beberapa pegawai Lapas yang memiliki komitmen terhadap keberlangsungan pembinaan narapidana berbasis Pondok Pesantren. Adapun faktor penghambat pelaksanaan pembinaan narapidana berbasis pondok pesantren di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekalongan antara lain : 1. Sarana dan prasarana yang kurang memadai, 2. Keterbatasan anggaran pembinaan narapidana dalam DIPA, 3. Musibah bencana alam berupa rob dan banjir yang sering melanda Lapas Klas IIA Pekalongan sepanjang tahun, 4. Keberadaan narapidana yang tidak memiliki kesadaran untuk mengikuti pembinaan agama mengingat latar belakang mereka yang bermacam-macam, dan 5. Kurangnya pengasuh Pondok Pesantren disebabkan keterbatasan anggaran.
19SK1921455.00 | SK PAI 19.455 SAE p | My Library (Lantai 3, Karya Ilmiah) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain