SKRIPSI KPI
Analisis Framing Pemberitaan Demonstrasi Aksi Bela Islam Tahun 2016-2017 di Majalah Tempo
Penistaan agama telah terjadi dari sejak Al-Qur`an diterima Nabi Muhammad melalui firman Allah SWT dan berlanjut hingga sekarang. Rekaman potongan video pidato Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu yang tersebar di media sosial dengan mengutip Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 51 menyebabkan (1) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa Basuki telah menghina Al-Quran dan ulama (2) Selang waktu kemudian terbentuklah koalisi dengan koordinator Front Pembela Islam (FPI) dari berbagai ormas Islam di Indonesia bernama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI). Koalisi inilah yang kemudian mengorganisir aksi demonstrasi dengan nama aksi bela Islam. Tuntutan massa yang berjumlah sekitar sejuta orang terhadap hukum terus berlanjut dari bulan Oktober 2016 hingga Mei 2017. Kasus ini menjadi berita hangat dan menjadi diskusi panjang di media. Tidak hanya di media elektronik, tetapi juga media massa dalam gaya pengemasan dan sudut pandang yang berbeda.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengungkap bagaimana bingkai dan kecenderungan aksi bela Islam dilaporkan di media. Penelitian ini berjenis kualitatif. Untuk kasus ini, peneliti menggunakan data primer berupa berita yang diterbitkan oleh Tempo tentang rangkaian aksi demonstrasi dan vonis hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama pada edisi November 2016 hingga Mei 2017 sebagai bahan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis framing oleh William A. Gamson dan Andre Modigliani. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi realitas sosial yang dikemukakan Peter L. Berger dan Thomas Luckman.
Hasilnya menunjukkan bahwa Majalah Tempo cenderung membingkai kasus penistaan agama dalam aksi bela Islam adalah; Tempo membingkai Aksi Bela Islam merupakan aksi yang bermuatan politik. Kecenderungan pemberitaan Tempo adalah proses hukum tidak murni berdasarkan dasar-dasar yang melandasi Basuki Tjahaja Purnama layak menjadi tersangka, hingga terdakwa bahkan menjadi terpidana yang dijebloskan ke dalam penjara. Bingkai yang dibangun oleh Tempo dalam Aksi Bela Islam yang menjebloskan Basuki Tjahaja Purnama ke penjara lebih bersifat provokasi. Berita ini berusaha menggiring khalayak pembaca untuk tidak berdiam diri saja menghadapi tuntutan hukum yang tidak wajar dan semestinya, terlebih lagi ini telah terjadi selama bertahun-tahun dan dapat menimpa siapa saja.
Kata kunci : Aksi Bela Islam, Basuki Tjahaja Purnama, GNPF-MUI, Analisis Framing, Konstruksi Realitas Sosial, Majalah Tempo
18SK1834011.00 | SK KPI 18.011 HAB a | My Library (lantai 3, Karya Ilmiah) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain