SKRIPSI IAT
Tradisi Pembacaan Wirid Hasbalah (Studi Living Quran di Pondok Pesantren Darussalam Kemiri Barat Subah Batang)
Kata Kunci: Tradisi, Wirid, H{asbalah, Pondok Pesantren Darussalam Kemiri Barat Subah Batang.
Penelitian skripsi ini membahas mengenai tradisi pembacaan wirid h{asbalah yang dilakukan di Pondok Pesantren Darussalam Kemiri Barat Subah Batang. Wirid h{asbalah sendiri merupakan rangkaian bacaan wirid yang menitik beratkan pada pembacaan lafadz atau kalimat H}asbuna>llah wa ni’ma al-waki>l yang rutin dibaca setiap pagi setelah sholat Subuh dan pada waktu petang setelah sholat Maghrib.
Fokus pembahasan dari penelitian ini adalah: Pertama, Bagaimanakah praktik pelaksanaan tradisi pembacaan wirid h{asbalah di Pondok Pesantren Darussalam Kemiri Barat, Subah, Batang?. Kedua, Apa dasar pijakan yang melatarbelakangi pemilihan ayat-ayat tersebut sebagai bagian dari Tradisi pembacaan wirid h{asbalah di Pondok Pesantren Darussalam Kemiri Barat, Subah, Batang ?. Ketiga, Apa makna tradisi pembacaan wirid h{asbalah dalam perspektif pengasuh dan santri Pondok Pesantren Darussalam Kemiri Barat, Subah, Batang?.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan tergolong penelitian kualitatif yaitu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap serta penyajian data hasil penelitiannya dipaparkan dalam bentuk uraian deskripsi. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode analisis penafsiran. Penulis menjelaskan data-data yang diperoleh dari informan yaitu orang-orang yang diwawancarai mengenai fenomena pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam tradisi wirid h{asbalah dan menafsirkan kembali berdasarkan penafsiran pribadi penulis.
Adapun hasil penelitian ini adalah: pertama, praktik pembacaan wirid h{asbalah yaitu membaca QS. ‘Ali Imra>n [3] : 173-174 dimana pada kalimat H}asbuna>llah wa ni’ma al-waki>l dibaca sebanyak 225 (dua ratus dua puluh lima) kali. Kedua, dasar pijakan yang digunakan dalam tradisi wirid h{asbalah ini yaitu dasar pijakan historis sebagai sarana meneruskan tradisi guru dan pijakan normatif dari sumber kitab ulama, al-Qur’an dan hadis. Ketiga, tradisi pembacaan wirid h{asbalah apabila dimaknai dengan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim menjadikan tiga poin penting yakni, makna objektif, ekspresif, dan dokumenter
18SK1831024.00 | SK IAT 18.024 HID t | My Library (lantai 3, Karya Ilmiah) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain