SKRIPSI HKI
Poligami Dalam Persepsi Istri Pertama Dan Istri Kedua (Study Kasus Di Desa Pesanggrahan Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan)
Poligami dalam sejarah kehidupan manusia mengikuti pola pandangan masyarakat terhadap kaum perempuan. Poligami dilakukan oleh berbagai kalangan didasarkan pada pertimbangan moral untuk menghindari perbuatan asusila, pelecehan seksual, perdagangan perempuan serta tindakan-tindakan moral lainnya. Poligami dilakukan hanya untuk pemuasan hasrat biologis saja sehingga mengabaikan hak-hak perempuan. Masalah poligami juga tidak lepas dari nikah siri karena para suami tidak memenuhi prosedur berpoligami yang sanagt rumit, dan juga meminta izin dari istri pertama juga menjadi masalah terberat suami, karena pada dasarnya tidak ada wanita yang mau dimadu. Demikian juga pada istri kedua, dirinya tidak mau disebut sebagai perebut suami orang, perusak rumah tangga orang dan sebutan-sebutan negatif lainnya.
Berangkat dari fenomena di atas, hal tersebut memberikan daya tarik tersendiri bagi penulis untuk megetahui secara lebih mendalam bagaimana sebenarnya praktik poligami yang dilakukan masyarakat dan bagaimana persepsi istri pertama dan istri kedua terhadap poligami. Berangkat dari permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian lapangan (Field Research). Kajian ini dilakukan untuk lebih mengetahui persepsi istri pertama dan istri kedua terhadap poligami dan bagaimanakah praktik poligami yang terjadi pada masyarakat Desa Pesanggrahan Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan empiris yang bertujuan untuk mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.
Poligami yang terjadi pada masyarakat Desa Pesanggrahan Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan dipengaruhi karena keinginan untuk memiliki keturunan, menyalurkan kebutuhan biologis yang tinggi serta rasa kecewa karena istri pertama yang sudah berkhianat. Disamping itu terdapat persepsi yang berbeda antara istri pertama dan istri kedua. Ada yang setuju suaminya berpoligami dan ada yang karena berbagai macam ancaman, rayuan maupun bujukan dari suami sehingga pada akhirnya istri pertama setuju dipoligami. Sedangkan persepsi istri kedua yang awalnya menolak dijadikan istri kedua, namun karena berbagai keadaan mereka akhirnya mau dijadikan istri kedua. Dari kasus juga terungkap bahwa terdapat tiga pernikahan poligami yang dilaksanakan secara resmi dan dua pernikahan poligami yang dilaksanakan secara siri.
Kata Kunci : Poligami, Persepsi Istri Pertama, Persepsi Istri Kedua
18SK1811049.00 | SK HKI 18.049 FAZ p | My Library (lantai 3, Karya Ilmiah) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain