SKRIPSI PAI
Pendidikan Seks Bagi Remaja Di Pekalongan Utara
Penelitian ini dilatar belakangi karena pentingnya pendidikan seks bagi remaja , serta melihat program kegiatan pendidikan seks di Pekalongan Utara. Pendidikan seks merupakan pendidikan pengajaran dan memberikan pengertian masalah-masalah seks sehingga ketika anak tumbuh dewasa ia mengetahui mana yang halal dan haram. Akan tetapi dikhawatirkan remaja mendapatkan informasi seputar seksual dari hal-hal yang dapat menjerumuskan remaja, hal ini yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian. Dimana berbeda dengan Kecamatan Pekalongan Utara yang mengadakan program bagi pembinaan remaja yaitu PIK-KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja)yang ditujukan untuk remaja dan BKR (Bina Keluarga Remaja) yang ditujukan untuk orang tua yang memiliki anak usia remaja.
Dari uraian tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan yaitu: (1) Bagaimana implementasi pendidikan seks bagi remaja di Pekalongan Utara. (2) Apa saja faktor pendukung dan pengahambat pendidikan seks bagi remaja di Pekalongan Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis implementasi pendidikan seks bagi remaja di Pekalongan Utara. (2) Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pendidikan seks bagi remaja di Pekalongan Utara. Metodologi dalam penelitian ini adalah kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Jenis analisis datanya adalah analisa deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Implementasi pendidikan seks bagi remaja, pertama memahamkan arti, tujuan, materi, metode, urgensi, dan upaya-upaya pendidikan seks khusunya remaja di Pekalongan Utara, kedua mengenalkan bahwa seks itu tidak selamanya berkaitan dengan hal negatif, ketigamembimbing remaja lebih mapan apabila mengalami perkembangan seksual dalam dirinya dan bisa menjalankan atau mengaplikasikan kebutuhan seksualnya sesuai dengan syari’at Islam. (2) Faktor pendukung pendidikan seks bagi remaja, pertama Pemerintah yang selalu sinergi, kedua bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang bersangkutan, ketiga pamflet, film serta video edukatif yang menunjang pendidikan seks, keempat usia remaja yang masih pembelajar. (3) faktor penghambat pendidikan seks bagi remaja, pertama kurangnya keberanoian dalam menyampaikan informasi apabila terjadi kasus, kedua kurangnya semangat remaja, ketiga lingkungan yang kurang baik, keempat malu, kelima berbohong untuk menutupi aibnya.
17SK1721282.00 | SK PAI 17.282 NOV p | My Library (Lantai 3, Ruang Skripsi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain