SKRIPSI IAT
Makna Syawalan Bagi Masyarakat Krapyak Pekalongan Jawa Tengah (Studi Living Hadits)
Sebuah tradisi sangat erat kaitannya dengan budaya dan agama sehingga sangat penting agar manusia dapat mencapai tujuan hidupnya dengan baik dan bahagia. Salah satu tradisi yang mempunyai tujuan membentuk pribadi masyarakat yang agamis adalah tradisi syawalan yang ada di Krapyak Pekalongan melalui pembiasaan melaksanakan acara syawalan setiap tahunnya. Penelitian ini akan mengungkap bagaimana tradisi Syawalan dilaksanakan oleh masyarakat Krapyak Pekalongan yang berdasarkan pada pemahaman mereka terhadap Hadits yang melatarbelakangi munculnya tradisi syawalan tersebut, pemahaman mereka terhadap hadits tersebut, penerapannya serta makna syawalannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa tradisi yang dilaksanakan masyarakat Krapyak Pekalongan berdasarkan pemahaman mereka terhadap Hadits Nabi yang melatarbelakangi munculnya tradisi syawalan dan segala aktifitas yang dilakukan ketika acara tradisi syawalan berlangsung. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat akan makna dari perayaan acara tradisi syawalan tersebut dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Jenis penelitian ini adalah field research menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sasaran utama penelitian ini adalah masyarakat Krapyak Pekalongan beserta para tokohnya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis Etnografi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hadits yang melatarbelakangi munculnya tradisi Syawalan adalah puasa sunnah enam hari bulan syawal secara berturut-turut yaitu pada hari kedua sampai ketujuh bulan Syawal, puasa enam hari bulan syawal yang dilakukan oleh warga Masyarakat merupakan upaya pelaksanaan dan pengaplikasian Hadits Nabi di tengah-tengah masyarakat, sementara perayaan Syawalan merupakan bagian dari ungkapan rasa syukur karena telah menyelesaikan puasa enam hari bulan Syawal, penerapan hadits ditengah-tengah Masyarakat mengalami perubahan yang dahulu mayoritas warga masyarakat Krapayak melakukan puasa sunnah enam hari bulan Syawal namun sekarang hanya minoritas warga masyarakat yang melakukan puasa sunnah enam hari bulan syawal dan pada saat sekarang lebih ditekankan di acara syawalannya. Makna syawalan dapat dirasakan oleh beberapa kelompok yaitu kelompok penduduk, kelompok pelaksana, kelompok orang yang berpuasa, kelompok pedagang dan kelompok pengunjung.
17SK1731016.00 | SK IAT 17.016 MAU m | My Library (Lantai 3 Skripsi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain