SKRIPSI IAT
Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemahaman Front Pembela Islam Pekalongan dalam memahami sebuah hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Karena begitu banyak ditemukan perbedaan pendapat para ulama terdahulu mengenai hukum melukis dan membuat patung, ada yang sepakat menghukumi haram dan ada pula yang membolehkan dengan alasan tertentu. Adanya berbagai hukum tersebut tidak lepas dari adanya berbagai riwayat hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Dari adanya berbagai riwayat hadits menyebabkan berbagai pendapat pula terhadap hadits-hadits tersebut. Terlepas dari pro dan kontra para ulama terdahulu, ORMAS Front Pembela Islam (FPI) di Pekalongan memahami hadits tentang melukis dan membuat patung dengan pendapat yang berbeda namun tidak lepasdari pendapat ulama terdahulu. Lebih dari itu, FPI Pekalongan juga melakukan kontekstualisasi terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut. Melihat adanya reaksi aktif FPI dalam menanggapi suatu hal yang bertentangan dengan syari’at Islam begitu kritis maka peneliti menganggap penelitian ini layak untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam hadis tentang larangan melukis dan membuat patung dan bagaimana pemahaman FPI Kota Pekalongan terhadap hadits tersebut serta seperti apa kontekstualisasi hadis larangan melukis dan membuat patung tersebut pada masa sekarang menurut FPI Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian field research dengan pendekatan Hernemeutik. Sasaran utama penelitian ini adalah Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam Kota Pekalongan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini diperoleh pemahaman dari FPI terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung bahwa hukum dari melukis dan membuat patung adalah berubah-ubah. Hal tersebut berdasarkan dari motif pembuatan, tujuan pembuatan, dimana lukisan/patung tersebut diletakkan serta untuk kepentingan apa lukisan/patung tersebut dibuat. Haram ketika lukisan/patung tersebut akan menyebabkan seseorang memuja dan memuliakan lukisan/patung tersebut sehingga terjerumus dalam perbuatan syirik. Namun menjadi boleh apabila lukisan/patung tersebut sangat diperlukan guna kepentingan tertentu yang dharurat seperti patung alat peraga kesehatan, foto identitas diri, dan lain sebagainya. Dalam menanggapi hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut FPI melakukan upaya kontekstualisasi dengan melihat latar belakang sosio-historis serta alasan hadis tersebut diriwayatkan. Bagi FPI, kontekstualisasi hadis tersebut sangatlah perlu dilakukan melihat perkembangan zaman serta teknologi yang semakin canggih terlebih pada aspek fotografi.
17SK1731015.00 | SK IAT 17.015 YAH p | My Library (Lantai 3 Skripsi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain