BUKU
Muhammad Mahfudz At-Tarmasi (1868-1919M) : Ulama Hadits Nusantara Pertama
Sejak terjalinnya hubungan intelektual antara ulama Nusantara dengan Haramain, tidak satupun ulama Nusantara yang dikenal sebagai muhaddits. Walaupun banyak ulama nusantara yang tidak sedikit sudah menuangkan karyannya dalam bidang hadits, tetapi gelar yang disandangkan kepada mereka bukan muhaddits melainkan ahli dalam bidang fiqih, bahasa, tarekat dan atau tasawuf. Misalnya, Abdus Shamad al-Palimbani lebih dikenal sebagai ulama tasawuf dengan tarekat Sammaniya yang dianut dan disebarluaskan di Sumatera Selatan, padahal ia pernah belajar hadits dengan dua orang muhaddits Haramain pada masa itu, yaitu Muhammad bin Ahmad al-Jauhari al-Mishri dikenal sebagai ahli hadits dan Atha Allah bin Ahmad al Azhari al Mashri al-Makki yang merupakan muhaddits ternama. Ulama nusantara lain yang juga mengkaji hadits adalah Nurudin ar-Raniri, Syekh Muhammad bin Umar Nawawi al Bantani dan Muhammad Idris Abdur Rauf al-Marbawi al-Azhari. Keempat ulama ini tidak dikenal dan terkenal sebagai ulama hadits, mereka tidak diwisuda sebagai ulama hadits, kendati telah menghasilkan karya dalam bidang hadits. Pada akhir abad XIX menjelang abad XX muncul seorang ulama nusantara yang menyandang gelar muhaddits. Ia mendapat ijazah pengajaran Shahih al Bukhari yang isnadnya langsung ke Imam Bukhari. Menjadi ulama nusantara pertama yang mengajarkan shahih al Bukhari di masjidil haram dan banyak menuangkan intelektualnya ke dalam beberapa karya, terutama dalam bidang hadits, ialah Muhammad Mahfuxh ibn Abdillah ibn Abdul Mannan At-Tarmasi. Buku ini mengupas mengenai biografi At-Tarmasi dan perjalanan intelektualnya, yang disajikan dalam empat bab bahasan. Bab pertama yaitu pendahuluan. Bab kedua, mengenai biografi At-Tarmasi dan Perjalanan Intelektualnya, bab ketiga mengenai karya-karya At-Tarmasi, dan bab terakhir adalah penutup.
16TD160666.00 | TD 2X9.82 Muh m | My Library (lantai 2, Tandon) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain