SKRIPSI IAT
Teologi Perempuan Dalam Tafsir Al-Qur'an (Kajian Atas Pemikiran Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar)
Kata kunci: Teologi, Perempuan, Tafsir Al-Quran. Teologi dari segi bahasa berasal dari dua suku kata yaitu teo yang berarti Tuhan dan logos yang berarti ilmu, dengan demikian makna teologi diartikan sebagai ilmu ketuhanan, namun seiring berkembangnya waktu, teologi tidak diartikan hanya pada cakupan ilmu tentang Tuhan, namun juga ilmu yang membahas tentang hubungan Tuhan dengan manusia, dimana dalam hal ini melalui tafsir al-Quran. Penelitian ini akan mengungkap tentang bagaimana hubungan teologi dengan perempuan, sehingga dua kata kunci tersebut dapat dijadikan suatu penjelasan yang mengandung makna tersendiri, yang selanjutnya dianalisa berdasarkan penafsiran Hamka dalam karya kitab tafsir al-Azhar. Tujuannya adalah untuk mengetahui seperti apa penafsiran Hamka dalam menafsiri ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan perempuan. Jenis penelitian ini adalah library research menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan hermeneutika. Sasaran utama penelitian ini adalah penafsiran Hamka dalam tafsir al-Azhar terhadap ayat-ayat yang berhubungan dengan perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu mengambil sumber-sumber data pustaka terhadap literatur yang berkaitan dengan penelitian, baik berupa data primer maupun sekunder. Setelah data terhimpun dan dirasa cukup maka dilakukan analisa, yaitu proses yang melibatkan penyusunan data, perangkuman, penemuan pola-pola yang penting pemecahannya kedalam unit-unit yang dapat ditangani, dan pembuatan keputusan penelitian atas objek penelitianya. Maka tugas analisa adalah interpretasi dan membuat makna atas materi-materi yang telah dikumpulkan.
Hasil dari penelitian ini ialah sebuah pemahaman yang menghubungakan pembahasan antara teologi dan perempuan, dimana dalam bahasan ini ialah hubungan anatara agama dengan perempuan, yang selanjutnya dianalisa berdasarkan pemikiran Hamka dalam tafsir al-Azhar. Dari analisa inilah menghasilkan sebuah kesimpulan, bahwa Hamka dalam tafsirnya, sangat memerhatikan Hak dan kewajiban perempuan tanpa membedakan status sosial, sehingga secara tidak langsung Hamka telah mengubah teologi bias lama menjadi teologi bias baru yang sangat memperhatikan Hak dan nasib perempuan, baik dalam ruang domestik maupun ruang publik.
16SK1631023.00 | SK IAT 16.023 MAU t | My Library (Lantai 3 Skripsi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain