SKRIPSI BKI
Bimbingan Dan Konseling Agama Dalam Pengelolaan Stres Pada Lansia Di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang
Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling Agama, Pengelolaan Stres, Lansia.
Stres pada lansia dapat didefinisikan sebagai tekanan yang diakibatkan oleh
stressor berupa perubahan-perubahan yang menuntut adanya penyesuaian dari
lansia. Tingkat stress pada lansia berarti pula tinggi rendahnya tekanan yang
dirasakan atau dialami oleh lansia sebagai akibat dari stressor berupa perubahanperubahan
baik fisik, mental, maupun social dalam kehidupan yang dialami
lansia. Ketidaksiapan dan upaya melawan perubahan-perubahan yang dialami
pada masa usia lanjut justru akan menempatkan individu pada posisi serba salah
yang akhirnya hanya menjadi sumber stres. Maka disini sangat di perlukannya
bimbingan dan konseling agama.
Dari pemikiran di atas maka penulis merumuskan beberapa masalah yaitu:
Bagaimana pengelolaan stres pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bisma Upakara Pemalang, bagaimana implementasi bimbingan agama dalam
pengelolaan stress pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma
Upakara Pemalang, bagaimana implementasi konseling agama dalam pengelolaan
stress pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara
Pemalang, dan apa saja faktor pendukung dan penghambat bimbingan dan
konseling agama dalam pengelolaan stres pada lansia di Balai Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengelolaan stres pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bisma Upakara Pemalang, untuk mengetahui bagaimana implementasi bimbingan
agama dalam pengelolaan stres pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bisma Upakara Pemalang, untuk mengetahui bagaimana implementasi konseling
agama dalam pengelolaan stress pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bisma Upakara Pemalang, dan untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan
penghambat bimbingan dan konseling agama dalam pengelolaan stres pada lansia
di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini
merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Sumber datanya yang
digunakan dua yaitu sumber data primer yaitu konselor dan klien yang ada di
balai, sumber data skunder yaitu kepala balai, staff pegawai balai, arsip dan buku
penunjang data balai. Teknik pengumpulan datanya yaitu metode wawancara
untuk mendapatkan informasi dari kepala, pegawai, petugas yang melakukan
bimbingan dan konseling agama serta klien yang mengikuti bimbingan dan
konseling agama, metode observasi yaitu mengadakan pengamatan secara
langsung untuk mengetahui bagaimana bimbingan dan konseling agama, dan
metode dokumentasi gunakan untuk memperoleh data yang berupa keadaan
viii
dibalai. Metode analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Objek
penelitiannya adalah lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara
Pemalang.
Berdasarkan hasil penelitian di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma
Upakara Pemalang diperoleh hasil bahwa pengelolaan stres pada lansia, waktu
pertama tinggal di balai lansia belum bisa mengelola stres dengan baik terhadap
masalah yang dialaminya, lansia belum bisa beradaptasi dengan lingkungan,
belum bisa menerima keadaan terlantar tidak ada yang mengurusi, tetapi setelah
lansia tinggal di balai dan mendapatkan bimbingan dan konseling agama seiring
berjalannya waktu lansia bisa belajar menerima takdir yang Allah berikan, lansia
ikhlas menerima apa yang telah terjadi dalam hidupnya, dan lansia merasa tentram
dan tenang, pelaksanaan bimbingan dan konseling agama di Balai Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Bisma Upkara Pemalang melalui tiga tahap : yaitu pembukaan.
Inti, penutup, metode yang digunakan dalam bimbingan agama adalah : group
guidance (bimbingan kelompok), metode directive counseling (metode direktif),
selain itu dalam bimbingan agama juga menggunakan teori Al-Mauizhoh Al-
Hasanah, dan mengunakan teknik yang bersifat lahir berupa lisan. Sedangkan
dalam konseling agama menggunakan metode directive method (metode direktif),
media yang digunakan dalam bimbingan agama yaitu media audio dan media
cetak, sedangkan dalam konseling agama tidak ada media yang digunakan yang
ada hanya perlengkapan pendukung seperti bolpoin dan buku untuk
pengadministrasi pelaksanaan konseling agama, faktor pendukung bimbingan dan
konseling agama tersebut adalah : a) Persiapan dari petugas, b) Ada kemauan dari
klien untuk mengikuti kegiatan bimbingan agama, b) Adanya motivasi yang kuat
dari pembimbing untuk mengamalkan ilmunya, c) Sarana dan prasarana yang
memadai, d) Kesediaan klien untuk melakukan konseling agama, sedangkan
faktor penghambat bimbingan dan konseling agama, : a) Listrik mati, b) Musim
Hujan, c) Tidak Semua klien mengikuti bimbingan dan konseling agama, d)
Faktor Usia, dan e) Latar belakang klien yang berbeda-beda.
16SK1641002.00 | SK BKI 16.002 KUR b | My Library (Lantai 3 Skripsi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain