BUKU
Linguistik : Suatu pengantar
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata Latin lingua yang berarti bahasa. Orang yang ahli dalam ilmu linguistik disebut linguis. Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistic) karena tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja. Bagi linguis, pengetahuan yang luas tentang linguistik tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya. Seorang linguis dituntut untuk dapat menjelaskan berbagai gejala bahasa dan memprediksi gejala berikutnya. Bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastra, linguistik akan membantu mereka dalam memahami karya-karya sastra dengan lebih baik. Bagi guru bahasa pengetahuan tentang seluruh subdisiplin linguistik fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) akan sangat diperlukan. Sebagai guru bahasa, selain dituntut untuk mampu berbahasa dengan baik dan benar mereka juga dituntut untuk dapat menjelaskan masalah dan gejala-gejala bahasa. Pengetahuan tentang linguistik akan menjadi bekal untuk melaksanakan tugas tersebut. Sebagai sebuah gejala yang kompleks, bahasa dapat diamati atau dikaji dari berbagai segi. Hal ini melahirkan berbagai cabang linguistik. Berdasarkan segi keluasan objek kajiannya, dapat dibedakan adanya linguistik umum dan linguistik khusus. Berdasarkan segi keluasan objek kajiannya, dapat dibedakan adanya linguistik sinkronik dan diakronik. Berdasarkan bagian-bagian bahasa mana yang dikaji, dapat dibedakan adanya linguistik mikro dan makro yang sering juga diistilahkan dengan mikrolinguistik dan makrolinguistik. Berdasarkan tujuannya, dapat dibedakan antara linguistik teoritis dan linguistik terapan. Berdasarkan alirannya, linguislik dapat diklasifikasikan atas linguistik tradisional, linguistik struktural, linguistik trasformasional, linguistik generatif, linguistik relasional, dan linguistik sistemik.
Sejarah linguistik yang sangat panjang pun telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistic yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Aliran tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu. Menurut para ahli sejarah, pada tahun 1866, adanya larangan masyarakat linguistic perancis melarang mendiskusikan asal bahasa, sebelum abad ke-18 adanya divined origin, abad ke-17 teori dari filologi swedia, abad ke 17SM raja mesir mengadakan penyelidikan tentang bahasa. Dan pada akhir abad ke 18, adanya organic phase dan kemudian muncul pendapat-pendapat menurut Darwin, Max Muler,yo-he-ho theory,Bow-bow theory,dan gestury theory. Lalu mulailah adanya sebuah Pendekatan modern, yang berawal dari sebuah pemikiran terhadap pertumbuhan manusia. Yaitu dari homo sapiens, bentuk tubuh,mata dan cerebal cortexs. Dan kemudian akhirnya Kecendurungan penyusun yaitu , Manusia mempunyai dua macam fasilitas dalam berbahasa yaitu fasilitas fisik, dan fasilitas nonfisik. Dari faisilitas itu manusia mampu mengerti, merasa, dan mengapresiasi segala sifat dan kulaitas segala objek termsukk dalam pengolahan sebuah bahasa.
Dalam pendekatannya terhadap bahasa , linguistik memiliki berbagai bidang-bidang dimana bidang tersebut bukan termasuk dalam linguistic antara lain Filologi: linguistik sejarah dan perbandingan.Sebagai studi sejarah bahasa yang mengamati sebagai bahasa-bahasa perkembangan dari bahasa tua hingga menjadi bahasa sekarang ini. Foliglotisme: menguasai banyak bahasa. Sedangakan dalam linguistik hanyalah sebuah kefasihan berbahasa yang membuat seseorang menjadi ahli bahasa tetapi kemampuan berbicara tentang bahasa;kaidah-kaidahnya,tata kerjanya,warna perbedaan bahasa dan sebaginya. Penilaian berbahasa: dalam penelian linguistik tidak bersangkut paut karena para ahli bahasa tidak menyempret-nyempret ke daerah wewenang kritikus bahasa sastra. Karena hali bahasa membabarkan sebuah fakta-fakta ujaran , pola-pola bunyi bahasa dan kosa kata yang dipergunakan dan apabila mungkin diterangkan mengapa satu gaya pengungkapan dipilih oleh pengarang. Dan Pendekatan tradisional:linguistik yang merupakan menggunakan pendekatan modern.
Sebagai ilmu sendiri linguistik dibagi menjadi 3 yaitu, Eksplisit : sesuatu yang tidak ngawur , tidak ada makna ganda, disusun dan dirumuskan secara penuh dan menyeluruh dan tidak ada tabrakan antara satu peraturan dan peraturan lainnya. Yang kedua Sistematik : beraturan, memola,ada generalisasi yang utuh ,tidak berpisah-pisah, merupakan satu kesatuan yang tunggal yang bagian-bagiannya sejalan dan senada, semuanya mendukung satu keseluruhan. Dan Objektif: memerikan sesuatu(sifat,hakikat,keadaan). Tugas deskriptif dan eksplantif para linguis tidaklah puas hanya dengan pemerian atau penyusunan istilah-istilah linguistik seperti: noun,verb,aktif,pasif,dan sebagainnya. Mereka juga tidak hanya mencatat gejala-gejala bahasa , umapamanya anak-anak kecil tidak bisa mengucapkan bunyi /r/ secara jernih, anak-anak lebih cepat dalam menguasai bahasa, sedang orang dewasa sebaliknya. Sehingga itu gejala-gejala bahasa harus diterangkan yaitu why dan what next-nya. Gejala-gejala tadi haruslah dijelaskan sebab-sebabnya dan akibat-akibatnya. Pemerian sempurna dari sebab akibat satu gejala bahasa harus bermodalkan sistematika,eksplesit, kejegan, dan kemestaan kerangka kerja dalam pengeolahan segala data yang diperlukan. Kemudia Tugas predektif dan pengemban yaitu sifat ilmu adalah suatu satu hipotesis setelah dijuji kebenarannya menjadi satu teoris (tesis). Dan tugas Control yaitu mempelajari dua bahasa, untuk memudahkan kerja, secara bertahap. Misalnya dari tahap fonologi, morfologis, lalu sintaksis.
Hakikat bahasa sendiri sebagai linguistik yaitu Bahasa merupakan sistematik, yaitu sistematik yang mempunyai pola dan aturan tertentu. Aturan tersebut dapat diketahui dalam dua hal yaitu: Dalam bunyi ada bunyi tertrentu yang bisa dipakai, kemudian digabungkan dengan bunyi lainnya untuk membentuk satu kata sebagai symbol dari satu acuan atau rujukan.Kedua Bahasa Itu Manasuka (Arbiter). Arbitrary berarti selected at random and without reason, dipilih secara acak tanpa alasan. Manasuka sendiri berarti seenaknya, asal bunyi, tidak ada hubungan logis dengan kata-kata sebagai symbol dengan yang disimbolkannya. Contoh manasuka tersebut terbukti antara rangkain bunyi-bunyi dan makna yang dikandungnya. Setiap kata sendiri memiliki suara bunyi tertentu seperti menggelenggar, berkokok, mencicit, dan sebagainya. Akan tetapi hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari kosakata bahasa Indonesia. Ketiga Bahasa itu ucapan / vocal yaitu Bahasa merupakan ujaran yang berarti media bahasa yang mengluarkan sebuah bunyi-bunyi, bagaimanapun sempurna dan modernnya media tulisan. Kita juga bisa berbicata tanpa menulis , tetapi kita tidak bisa menulis tanpa berbicara. Sebuah tulisan dipakai untuk melestarikan ucapan, dan penyelidikan membuktikan bahwa dahulu tulisan itu dipakai untuk menghapal wacana tertentu seperti wacana keagamaan. Dalam kenyataannya bahwa bahasa itu ujaran, memaksa para linguis untuk menyelidiki organ-organ ujaran dan menganalisis bunyi-bunyi yang dihasilkannya hingga terbentuklah cabang linguistic yang mempelajari bidang ini yaitu fonetik dan fonologi. Ke empat Bahasa itu symbol yaitu Symbol sesuatu yang mengacu kepada sesuatu objek dan hubungan antara symbol dan objek itu sendiri bersifat manasuka, sedangkan hubungan tanda dengan acuannya tidak manasuka. Symbol adalah sejenis tanda juga namun tidak semua tanda adalah symbol. Anggukkan sebuah kepala merupakan salah satu bentuk dari symbol. Menangis adalah tanda sedih, merah merona tanda malu, pucat tanda ketakutan. Tanda-tanda itu disebabkan suasana emosional jadi bukan manasuka. Yang kelima Bahasa itu Mengacu pada Dirinya. Bahasa itu mengacu pada suatu object di luar dirinya. Selain itu, bahasa juga mengacu atau memantul pada bahasa itu sendiri. Sesuatu baru itu bisa disebut bahasa bila ia mampu dipakai menganalisis bahasa itu sendiri. Seperti anjing mempunyai bunyi-bunyi sendiri sewaktu ia berkumpul dengan anjing lainnya. Akan tetapi gonggongan anjing tersebut tidak dapat dijadikan sebuah analisis gonggongan itu sendiri. Manusia yang begitu hebatnya juga , bisa berbicara tenttang bicaranya; jadi ujaran dijadikan sebagai objek ujaran. Dan itulah dalam linguistic yang disebut sebagai metalanguage, yaitu bahasa yang dipakai untuk membicarakan bahasa. Linguistic menggunakan bahasa untuk menganalisis bahasa secara ilomiah sehingga termasuk metalanguage. Ke enam Bahasa itu manusiawi. Bahasa itu manusiawi merupakan sesuatu yang apa kita bicarakan di muka (system, manasuka, ujaran,symbol) dan komunikasi adalah sesuatu kekayaan yang hanya dimiliki oleh umat manusia. Dan yang terakhir Bahasa itu komunikasi sebuah Kunci untuk membuka bahasa adalah sebuah komunikasi. Fungsi terpenting dari bahasa adalah alat komunikasi dan interaksi. Bahasa berfungsi untuk menyatukan padukan keluarga, masyarakat, dan bahasa dalam kegaiatan sosialisasi. Tanpa bahasa suatu masyarakat tidak akan terbentuk sebuah sosialisai yang sempurna. Karena kata “komunikasi” mencakup makna mengerti dan berbicara mendengar dan membalas tindak. Kesemua tindakan dan peristiwa tutur ini bisa berobjek peristiwa masa silam, hari ini, dan esok lusa.
16TD160314.00 | TD 410 ALW l | My Library (lantai 2, Tandon) | Tersedia |
16SR160314.01 | SR 410 ALW l C.1 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160314.02 | SR 410 ALW l C.2 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160314.03 | SR 410 ALW l C.3 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160314.04 | SR 410 ALW l C.4 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain