SKRIPSI PAI
Konsep Hadits tentang Pendidikan Anak dalam Islam dan Relevansinya dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kewajiban dari orang tua adalah mendidik anak-anaknya supaya beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia. Kalau mereka tidak sanggup mendidik dengan didikan dan ajaran Islam, wajib bagi mereka untuk menyerahkan pendidikan kepada seorang guru. Sedangkan pendidikan rumah tangga tetap menjadi tanggung jawab orang tua orang tua meskipun anaknya telah diserahkan kepada guru untuk di didik di sekolah. Mengacu hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi; bagaimana konsep hadits tentang pendidikan anak dalam Islam, bagaimana konsep Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dan bagaimana relevansi hadits tentang pendidikan anak dalam Islam dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap anak lahir kedunia atas fitrah yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap anak. Sedangkan orang tua dalam hadits disebut sebagai faktor lingkungan yang dapat mengembagkan seluruh potensi yang dimiliki. Berkaitan dengan fitrah, maka pengembangan potensi anak yang dimiliki diperlukan adanya pendidikan atau bimbingan dari para pendidik, maka hal itu relevan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat 4 bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui jalur proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Relevansi antara hadits tentang pendidikan anak dan UU tersebut adalah dalam hal fitrah atau potensi dan lingkungan. Dimana untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki tersebut diperlukan adanya faktor lingkungan yaitu sebuah pendidikan dan bimbingan dari para pendidik, baik orang tua, guru, maupun tenaga sosial lainnya.
09SK098037.00 | SK 370 KOM k C.0 | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain