SKRIPSI PAI
Perkembangan Sistem Pembelajaran Di Pondok Pesantren El Husna Desa Bakalan, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang
Pesantren adalah lembaga yang biasa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan system pendidikan nasional. Secara histori pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian [Indigenius] Indonesia. Karena, sebelum datangnya Islam ke Indonesia pun lembaga serupa pesantren ini sudah ada di Indonesia dan Islam tinggal meneruskan, melestarikan dan mengislamkan. Secara sudut pandang histori pesantren merupakan hasil akulturasi [penyerapan] kebudayaan Hindu-Budha dan kebudayaan Islam yang kemudian menjelma menjadi satu lembaga yang kita kenal sebagai pesantren seperti sekarang ini. Dalam perkembangannya pesantren dapat dibedakan menjadi 2 [dua] macam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modern. Sistem pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Sedangkan sistem pondok pesantren modern [kholaf] merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal [seperti madrasah]. Salah satu diantara pesantren di Kabupaten Batang adalah El-Husna. Pondok pesantren ini berlokasi di pinggiran Kabupaten Batang, lebih tepatnya di sebuah kampung kecil yaitu di Dukuh Kertosari, Desa Bakalan, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Pesantren ini berada di tengah pemukiman warga yang mengelilinginya, sedangkan pesantren ini secara kuantitas selalu mengalami peningkatan. Dalam satu kecamatan Kandeman terdapat sekitar lima pesantren yang memiliki sistem kurikulum dan manajerial masing-masing. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari tiap-tiap pesantren di wilayah kecamatan Kandeman. Sedangkan untuk desa Bakalan khususnya masih terdapat beberapa pondok pesantren yang juga dengan kurikulum dan sistem pengelolaan yang berbeda antara pesantren satu dengan yang lain. Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandungan atau wetonan yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari Kyai atau pembantu Kyai. Sistem ini biasanya diberikan dalam pengajian kepada murid-murid yang telah menguasai pembacaan Al Quran dan kenyataan merupakan bagian yang paling sulit, sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi dari murid. Murid seharusnya sudah faham tingkat sorogan ini sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren. Namun dalam menghadapi perkembangan zaman pesantren El Husna mampu mengelola sistem pendidikan yang berbasis kebutuhan. Hal inilah yang menjadikan pesantren El Husna tetap eksis dalam masyarakat.
04SK044921.00 | SK PAI12.449 YUL p C.0 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain