SKRIPSI PAI
Studi Komparasi Pemikiran M.Natsir dan Hamka Tentang Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Pendidik merupakan salah satu komponen pendidikan yang menempati
posisi yang sangat urgen dalam mencapai tujuan dan cita-cita pendidikan.
Menurut M. Natsir pendidik dalam proses pendidikan Islam adalah salah satu
faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan
karena pendidik tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfers
knowledge), tetapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai ( values), serta
membangun karakter (character building) peserta didik. Sedangkan menurut
Hamka, pendidik sebagai komponen yang sangat mempengaruhi terlaksananya
proses belajar mengajar secara efektif.
Adapun rumusan masalah yang penulis ajukan adalah bagaimana konsep
pendidik menurut M. Natsir, bagaimana konsep pendidik menurut Hamka, dan
bagaimana perbandingan pemikiran M. Natsir dan Hamka tentang pendidik dalam
perspektif pendidikan Islam. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui konsep pendidik menurut M. Natsir, untuk mengetahui konsep
pendidik menurut Hamka, dan untuk mengetahui perbandingan pemikiran
M. Natsir dan Hamka tentang pendidik dalam perspektif pendidikan Islam.
Kegunaan penelitian ini adalah dapat memahami lebih mendalam pandangan
M. Natsir dan Hamka tentang pemikiran pendidik dalam perspektif pendidikan
Islam, semakin membuka pemahaman lebih akurat kontribusi dan implikasi
pemikiran M. Natsir dan Hamka tentang sistem pendidikan Islam terhadap dunia
pendidikan, dapat dijadikan sebagai pelengkap bagi penelitian yang lebih luas dan
lebih mendalam dalam rangka menambah atau memperdalam khasanah penelitian
tokoh sejarah, dapat dijadikan bahan bacaan para mahasiswa atau masyarakat
umum lainnya kaitannya dengan bidang pendidikan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian penelitian pustaka
(library reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode pustaka, adapun analisis data
menggunakan metode analisis komparasi (comparasi analysis), analisis deskriptif
(descriptive analysis), dan kajian isi (content analysis).
Hasil penelitian menunjukkan, M. Natsir berpendapat pendidik adalah
komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Profesionalisme pendidik dalam Islam dapat mengacu pada
tuntunan Nabi Muhammad Saw. Sedangkan Hamka berpendapat bahwa pendidik
adalah sosok yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan dan mengantarkan
peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara luas. Adapun perbandingan
viii
pemikiran M. Natsir dan Hamka, antara lain yaitu: Pertama, persamaan pemikiran
M. Natsir dan Hamka, yaitu: (1) Pendidik terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. (2) Seorang guru atau pendidik harus
bertujuan untuk memberikan pemahaman tauhid dan moral terhadap jiwa seorang
anak juga membantu pembentukan mental anak didik dengan baik dan
pembelajaran yang mengarah pada perkembangan fisiknya. (3) Seorang guru atau
pendidik harus memiliki kemampuan profesional dalam perencanaan, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pembimbingan. Kedua,
perbedaan pemikiran M. Natsir dan Hamka, yaitu: (1) M. Natsir pendidikan Islam
merupakan salah satu dalam ajaran Islam secara keseluruhan. Karenannya, tujuan
pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia muslim, yaitu untuk
menciptakan hamba-hamba Allah yang senantiasa taqwa kepada Allah Swt, dan
dapat mencapai kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Sedangkan menurut
Hamka menurutnya, pendidikan Islam merupakan serangkaian upaya yang
dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak, budi, akhlak, dan
kepribadian peserta didik. (2) M. Natsir, pendidikan yang harus diberikan kepada
anak didik adalah pendidikan yang memiliki sifat integral dan universal.
Sedangkan Hamka berpendapat bahwa pendidik adalah sosok yang bertanggung
jawab dalam mempersiapkan dan mengantarkan peserta didik untuk memiliki
ilmu pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat secara luas. (3) M. Natsir sangat memperhatikan masalah pendidik.
Menurutnya anak-anak adalah amanah yang diberikan Allah swt kepada orangtua.
Tugas orangtua adalah mendidik anak itu, karena sebagaimana yang dijelaskan
Rasulullah saw dalam satu haditsnya, setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan
fitrah (suci) dan orantuanyalah yang menentukan akan menjadi apa anaknya itu
kelak, yahudikah, nasranikah atau majusikah. Sedangkan menurut Hamka bahwa
adab-sopan anak-anak itu dibentuk sejak dari kecilnya. Karena ketika kecilnya
masih mudah membentuk dan mengasuhnya, belum dirusak oleh adat kebiasaan
yang sukar meninggalkan
15SK1521273.00 | SK PAI 15.273 KHA s C.0 | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain