Thesis
Konsep Berfikir Multidimensional Musa Asy'arie Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Agama Islam
Kata Kunci: Berfikir Multidimensional, Tauhid Ilmu, Pendidikan Islam Tauhidik
Pola pikir yang serba bipolar-dikotomis/monodimensional menjadikan
manusia terasing dari nilai-nilai spiritualitas-moralitas, terasing dari diri sendiri,
terasing dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya, terasing dari lingkungan
alam dan ragam hayati yang menopang kehidupannya serta terasing dari denyut
nadi lingkungan sosial-budaya sekitarnya. Singkatnya, terjadi proses
dehumanisasi secara massif baik pada tataran kehidupan keilmuan maupun
keagamaan yang menjadikan manusia tidak mampu menghadapi tantangan hidup
yang semakin hari semakin dirasa sulit. Perubahan konsep berfikir mutlak
diperlukan, yaitu dari konsep berfikir yang monodimensional/parsial menuju
berfikir yang multidimensional. Musa Asyarie merupakan salah satu tokoh
intelektual muslim Indonesia yang mendorong munculnya konsep berfikir
multidimensional, yaitu suatu konsep tradisi berpikir yang dibangun berdasarkan
konsep manusia yang multidimensional, bukan konsep manusia satu dimensi,
karena sesungguhnya berpikir tunggal/parsial berlawanan dengan konsep
manusia yang multidimensional.
Untuk dapat melacak tentang pemikiran Musa asy’arie, Penulis
menggunakan kajian penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Pendekatan
fenomenologi dimaksudkan untuk mengkaji, mengungkap biografi, karyanya
serta corak perkembangan pemikirannya dari kacamata sejarah, yakni dilihat dari
kondisi sosial politik dan budaya pada masa itu. Selain itu, dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan Verstehen yaitu suatu metode pendekatan yang
berusaha untuk mengerti makna yang mendasari dan mengitari peristiwa sosial
dan sejarah.Atau yang lebih dikenal dengan hermeuneutika yang merupakan
pendekatan khusus terhadap pemahaman dan penafsiran tulisan-tulisan yang
dipubliksikan. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam tesis
ini adalah, dengan teknik wawancara dan observasi.Setelah data terkumpul, lalu disusun,
diorganisasikan, dan diklarifikasikan berdasarkan tema masing-masing dengan
menggunakan deskriptif-analisis. Selain metode diatas, metode deduksi dan induksi juga
digunakan dalam penelitian ini. Kedua metode ini diterapkan dalam penelitian setelah
data-data telah terkumpul dan dianalisis, kemudian disimpulkan berdasarkan data-data
tersebut. Penyimpulan ini tidak untuk merumuskan suatu generalisasi tetapi untuk
mewujudakan suatu konstruksi teoritis.
Dari hasil menunjukkan bahwa untuk dapat merubah konsep berpikir dari
monodimensional menjadi multidimensional adalah dengan cara merubah konsep
pendidikan dari dikotomis menjadi integralistik. Konsep pendidikan yang penulis
maksudkan adalah konsep Pendidikan Islam Tauhidik yang merupakan hasil
pengembangan pemikiran Musa Asyarie tentang tauhid ilmu. Konsep
Pendidikan Islam Tauhidik merupakan suatu konsep pendidikan yang
mengintegrasikan antara Iman (filsafat), Islam (iptek)dan Ihsan (tasawuf).
Pendidikan Islam Tauhidik, yaitu suatu konsep pendidikan yang bermaksud menjaga
keseimbangan antara antara spiritualitas, moralitas dan intelektualitas, sehingga umat
manusia mampu menjalankan tugasnya baik sebagai abd maupun sebagai khalifatullah.
14TS144026.00 | TS 144026 ANE k | My Library (Lantai 3, Thesis) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain