SKRIPSI PAI
TIDAK TERSAJI: Studi Komparasi Konsep Pendidikan Menurut Paulo Freire Dan Muhammad Abduh
Kata Kunci : Studi Komparasi, Pendidikan, Paulo Freire dan Muhammad Abduh.
Di abad ke-20, dunia Barat telah melahirkan satu lagi tokoh terkemuka bidang pendidikan. Ia adalah Paulo Freire (1921-1997), sosok teoritis pendidikan dengan ide-ide revolusioner yang telah menggoncangkan dunia pendidikan di era postmodern ini. Disamping iu, ia adalah praktisi pendidikan dengan kompetensi pedagogi yang kritis dan progresif, sehingga peserta didik yang diprosesnya mempunyai mental dan jiwa yang mandiri dan kritis. Gagasan konsientisasi dalam praktis pendidikannya telah berhasil membebaskan kaum tertindas Brazil dari buta huruf dalam waktu yang singkat. Gagasan revolusionernya tersebut juga membuat masyarakat Brazil sadar dan tahu akan hak-hak politiknya. Sementara itu, jauh sebelum Freire lahir di dunia Barat, di Mesir, telah lahir seorang modernis sejati dalam bidang hukum dan pendidikan. Ia tidak lain adalah Muhammad Abduh (1849-1905M). Gagasan-gagasan agung yang digali dari sumber hukum Islam secara langsung yaitu Alquran dan Hadis berhasil melahirkan gerakan modernisasi yang menghentakkan dunia pendidikan dan hukum di Timur Tengah bahkan hingga benua Eropa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan yaitu: (a) bagaimana konsep pendidikan Menurut Paulo Freire, (b) bagaimana konsep pendidikan menurut Muhammad Abduh dan (c) bagaimana komparasi konsep Pendidikan menurut Paulo Freire dan Muhammad Abduh. Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah:untuk mendeskripsikan pendidikan menurut Paulo Freire., untuk mendeskripsikan pendidikan menurut Muhammad Abduh, untuk mendeskripsikan komparasi pendidikan menurut Paulo Freire dan Muhammad Abduh.sedangkan kegunaan penelitiannya yaitu; secara teoritis (a) menambah pengetahuan tentang Konsep Pendidikan menurut tokoh, (b) menambah wawasan pengetahuan tentang pemikiran pendidikan tokoh-tokoh yang memberikan sumbangsih pada dunia pendidikan seperti Paulo Freire dan Muhammad Abduh. Secara praktis adalah; (a) untuk mengetahui konsep pendidikan menurut Paulo freire dan Muhammad Abduh, (b) untuk melengkapi penelitian-penelitian sejenis tentang konsep pendidikan tokoh yang sudah ada.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah suatu bentuk pengumpulan data dan informasi dengan bantuan buku-buku yang ada diperpustakaan dan materi pustaka lainnya, dengan asumsi bahwa segala hal yang diperlukan dalam pembahasan ini terdapat didalamnya. Dan dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, karena data yang dihabiskan berupa data deskriptif dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau kata-kata yang berasal dari sumber data yang diamati/diteliti agar mudah dipahami.
Hasil dari penelitian ini adalah pertama konsep pendidikan Paulo Freire
adalah pendidikan yang membebaskan manusia dari penindasan dan
membebaskan pendidik serta peserta didik dengan menjadikan dan menyadarkan
keduanya, bukan menjadikan pendidik sebagai subjek dan peserta didik sebagai
objek akan tetapi pendidik dan peserta didik bersama-sama belajar dan
memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam menguraikan masalah pendidikan
Freire lebih menekankan bahwa pendidikan harus bisa membebaskan peserta
didik dari konsep pendidikan yang disebutnya sebagai pendidikan .
Dimana peserta didik hanya menghapal dan meniru guru, tidak menjadi dirinya
sendiri. Peserta didik diandaikan sebagai bejana kosong yang harus diisi oleh
pendidik. Kedua, konsep pendidikan Abduh lebih menekankan pada akidah dan
pembentuk moral yang lebih baik dengan mengoptimalkan peran akal dan hati
dalam pendidikan. Karena pada waktu itu umat Islam di Mesir dan Umat Islam
pada umumnya mengalami taklid dan kejumudan disegala bidang termasuk
bidang pendidikan. Berangkat dari kondisi seperti itulah kemudian Abduh
berusaha menyesuaikan dan mengoptimalkan peran akal dan hati.Untuk itu Abduh
menata kembali sistem pendidikan yang ada pada waktu di Al Azhar dengan
menyesuaikan antara ilmu umum dan ilmu agama, dimana menurut Abduh antara
keduanya harus berjalan beriringan, antara akal dan hati harus seimbang.
Penyesuaian inilah yang menjadi indikator modernisasi pendidikan islam menurut
Abduh.
11SK119621.00 | SK PAI14.1196 KHA s C.0 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain