SKRIPSI PAI
TIDAK TERSAJI: Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa RA Masyitoh Di Wonokerto Bandar Batang
Kata Kunci: Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa Metode yang dipandang tepat dalam pembentukan akhlakul karimah adalah dengan metode keteladanan. Metode keteladanan adalah suatu metode dengan cara memberikan contoh atau teladan yang baik. Metode ini sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran akhlak, untuk itu guru hendaknya menjadi teladan utama bagi peserta didik dalam segala hal, misalnya kelembutan dan kasih sayang, banyak seyum dan ceria, lemah lembut dalam tutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri dengan tingkat laku yang baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk keteladanan guru RA Masyitoh di Wonokerto? bagaimana akhlak siswa RA Masyitoh di Wonokerto? bagaimana pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa RA Masyitoh di Wonokerto?. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apa saja bentuk keteladanan guru RA Masyitoh di Wonokerto, untuk mengetahui akhlak siswa RA Masyitoh di Wonokerto, untuk mengetahui pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa RA Masyitoh di Wonokerto. Kegunaan penelitian secara teoretis diharapkan menjadi suatu karya ilmiah yang dapat mendorong bagi pembacanya, terutama bagi para guru dalam memberikan contoh keteladanan yang baik bagi siswanya. Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna bagi guru RA Masyitoh di Wonokerto agar dapat memberikan contoh keteladanan yang baik. Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (field research). Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian ini observasi, interview dan dokumentasi. Adapun dalam menganalisis data peneliti menggunakan analisis data kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Keteladanan guru RA Masyitoh di Wonokerto diwujudkan dalam bentuk: Pertama, keteladanan yang disengaja, meliputi: berjabat tangan, guru memberi tahu agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma kesusilaan, menggunakan bahasa yang baik dan sopan, dan menghormati orang yang lebih tua. Kedua, keteladanan tidak disengaja, meliputi: mengucapkan kalimat Thoyyibah. Kedua, Akhlak siswa RA Masyitoh di Wonokerto, antara lain: patuh dan hormat terhadap guru dan orang tua, mau menuruti apa yang diajarkan dan diperintahkan oleh guru, tidak suka bertengkar dan mengejek, mencium tangan guru, tersenyum dan mau menjawab salam. Ketiga, Keteladanan guru terhadap akhlak siswa RA Masyitoh di Wonokerto berpengaruh cukup baik, antara lain: Memberikan contoh kepada siswanya dalam tingkah laku sosial yang baik, menjadikan RA sebagai tempat pendidikan sosial bagi anak, mengajarkan siswa untuk memikul tanggungjawab dan membimbingnya bila siswa berbuat salah, menjauhkan siswa dari sifat kekanak-kanakan dan kenakalan, serta mengajarkan siswa untuk dapat menghargai hak dan pendapat orang lain.
11SK113421.00 | SK PAI13.1134 AIS p C.0 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain