SKRIPSI IAT
Self-Love Perspektif Tafsir Lathaiful Isyarat
Definisi self-love dapat dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, self-love (Inggris) dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti cinta diri. Kata cinta memiliki arti suka sekali, sayang, kasih sekali dan ingin sekali dan kata diri yang digunakan sebagai pelengkap sebagian kata kerja untuk menyatakan atau tujuannya untuk diri sendiri. Maka, cinta diri dapat memiliki artian tentang rasa kasih sayang terhadap diri sendiri. Dalam menerapkan self-love, seseorang memiliki potensi positif dan negatif. Dalam hal ini sudut pandang agama menjadi penting sebagai sebuah landasan dalam menyikapi persoalan tersebut. Dalam konteks syari’at islam, konsep mencintai diri sendiri tidak sama dengan sikap sombong, melainkan mencakup penghargaan, perhatian, dan menyayangi diri sendiri dengan penuh ketulusan. Istilah self-love tidak disebutkan secara inplisit dalam al-Qur’an, namun banyak dari ayat-ayat al-Qur’an yang menyinggung mengenai self-love secara eksplisit. Jika dianlisis dari segi linguistik, self-love terdiri atas dua padanan kata, yaitu self dan love. Self sendiri dalam bahasa arab selaras dengan term nafs yang memiliki beberapa arti diantaranya, jiwa, darah, badan, tubuh, dan orang. Selanjutnya kata kedua dari self-love adalah love. Istilah love (dalam bahasa inggris), dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah mahabbah yang berasal dari kata Ahabba-Yuhibbu-Mahabbatan, yang secara bahasa berarti mencintai secara mendalam, kecintaan, atau cinta yang mendalam. Penelitian ini dibuat untuk menjawab rumusan masalah pertama, Bagaimana Pengertian Self-Love Perspektif Tafsir Lathaiful Isyarat? dan Bagaimana Kontekstualisasi Self-Love perspektif Tafsir Lathaiful Isyarat? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep self-love perspektif tafsir Lathaiful isyarat dan untuk mengetahui kontekstualisasi self-love perspektif tafsir lathaiful isyarat. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Psychological Hermneutics Schleiermacher dengan jenis penelitian Library Research. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode interpretasi atau tafsir teks. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Pengertian Self-Love dalam Perspektif Tafsir Lathaiful Isyarat dikaitkan dengan Mahabbah. Menurut Al-Qusyairi, mahabbah atau cinta dianggap sebagai salah satu hal yang sangat mulia. Imam Al-Qusyairi mengajarkan bahwa cinta kepada Allah adalah pangkal dari segala kebaikan spiritual. Cinta tersebut bukan semata-mata cinta dunia atau hawa nafsu, melainkan cinta yang bersumber dari kesadaran akan kebesaran Allah dan rasa kasih sayang-Nya terhadap hamba-hamba-Nya. Dalam konsep tasawuf, cinta kepada Allah juga dihubungkan dengan ide bahwa Allah adalah Sumber dari segala keindahan dan kebaikan. Oleh karena itu, ketika seseorang mencintai Allah, ia akan mencintai segala yang berasal dariNya, seperti kebaikan, keadilan, cinta dan kasih sayang, termasuk kepada kepada diri sendiri, sehingga akan menyadari posisi dirinya sebagai seorang hamba yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan (syukur), senantiasa interopeksi diri untuk menjadi seorang hamba yang lebih baik dalam ketaatan (muhasabah), dan selalu berusaha untuk selalu menjaga koneks hati, lisan dan jiwai yang baik dengannya (dzikr), yang nantinya akan membawa seorang hamba lebih dekat kepada Allah, sehingga hubungan antara hamba dan Allah menjadi semakin mendalam.
24SK2431048.00 | SK IAT 24.048 MUF s | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain