SKRIPSI IAT
Resepsi Eksegesis Dan Fungsional Al-Quran Pada Motif Batik Rifa'iyah di Desa Kalipucang Wetan Kabupaten Batang
Penelitian skripsi ini membahas mengenai makna motif batik rifa’iyah yang muncul akibat resepsi eksegesis dan fungsional disebuah komunitas rifa’iyah terhadap Al-Qur’an. Munculnya interaksi antar individu dengan Al-Qur’an disebut dengan living Qur’an. Hal ini sering dijumpai dimasyarakat seperti pada motif batik rifa’iyah yang mana sebagian makna motifnya ada kaitannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Terdapat empat motif yang diyakini masyarakat memiliki makna AlQur’an di dalamnya yang mana sebelumnya belum ada peneliti yang membahas terkait keempat motif tersebut. Fokus pembahasan dari penelitian ini adalah: Pertama bagaimana proses pembuatan batik rifa’iyah di desa Kalipucang wetan, kabupaten Batang. dan Kedua bagaimana makna motif batik rifa’iyah pelo ati, materos satrio, gendakan, dan nyah pratin di desa Kalipucang wetan, Kabupaten Batang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dan termasuk kedalam metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dan kajian living Qur’an. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, proses pembuatan batik rifa’iyah dilakukan dengan melantunkan dan mendengarkan syair dalam kitab tarajumah. Teknik pembuatan batik rifa’iyah dilakukan dengan beberapa cara yaitu mencanting, pewarnaan, pengeringan dan lain sebagainya. Batik rifa’iyah bisa dibuat sesuai dengan kreasi masing-masing pengrajinnya. Bahwa 24 macam motif batik rifa’iyah sampai saat ini masih terjaga dan terlestarikan keutuhannya di lingkungan masyarakat. Adapun proses pembuatan batik rifa’iyah terselesaikan selama tiga bulan lamanya. Perempuan menjadi obyek utama adanya batik rifa’iyah dikarenakan jelas para pengrajin batik rifa’iyah adalah kaum perempuan. Hal tersebut diyakini sesuai dengan ajaran rifa’iyah yang mengatakan jika perempuan lebih pantas berdiam diri dirumah. Kedua, terdapat empat motif batik rifa’iyah yang memiliki makna ayat Al-Qur’an yaitu motif pelo ati dalam Qs. Az-Zumar: 53 (kebaikan dan keburukan pada diri manusia), materos satrio dalam Qs. An-Nisa: 1 (persaudaraan), gendakan dalam Qs. Al-Baqarah: 164 (penciptaan alam) dan nyah pratin dalam Qs. An-Nahl: 97 (kehidupan berkeluarga). Ayat Al-Qur’an tersebut diyakini masyarakat karena berkaitan dan sesuai penjelasan pada kitab tarajumah yang dipelajarinya.
24SK2431045.00 | SK IAT 24.045 NUR r | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain