SKRIPSI KPI
Pola Komunikasi Komunitas Scooter Wiradesa Vespa Independent Dalam Menjaga Toleransi Beragama di Pekalongan
Komunikasi memiliki peran yang utama dalam tataran komunitas , dalam halini Komunitas Wiradesa Vespa Independent sebagai komunitas yang bersifat plur dengan didasari tidak membeda-bedakan jenis kendaraan yang dipakai, umur dan ras atau agama. Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pola komunikasi komunitas Wiradesa Vespa Independent Dalam Menjaga Toleransi Beragama di Pekalongan. Berangkat dari isu permasalahan tersebut, peneliti melihat sebuah komunitas yang dirintis oleh Khusni Mubarok dan Subkhi yakni, Wiradesa Vespa Independent (WIVI) menjadi komunitas yang mewakili permasalahan tersebut karena WIVI secara konsisten mempunyai tujuan menghilangkan sekat-sekat tersebut sehingga tegaknya nilai-nilai persatuan dan kesatuan menjadi benteng yang kokoh dan meminimalisir terjadinya sekat yang menjadi pembatas dalam berkomunitas. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan paradigma sosiopsikologis untuk mendalami bagaimana pola komunikasi komunitas Wiradesa Vespa Independent Dalam Menjaga Toleransi Beragama di Pekalongan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori pola komunikasi yang berlangsung sesuai struktur aliran pesan. Menurut Joseph A Devito, pola komunikasi didalam sebuah Kelompok terdapat lima bentuk yakni, pola lingkaran, pola roda, pola y, pola rantai dan pola semua saluran. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan. Teknis analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan hasil peneltian adalah pertama, proses pola komunikasi komunitas yang terbentuk dalam komunitas Wiradesa Vespa Independent dalam Menjaga Toleransi Beragama di Pekalongan adalah pola komunikasi menggunakan pola beroda dan pola semua saluran. Kedua, faktor pendukung pola komunikasi ini yakni kesamaan hobi, sikap positif dari masing-masing pengurus dan sikap keterbukaan, sementara itu faktor penghambat disebabkan karena personal seperti miskomunikasi, stigma negatif masyarakat mengenai komunitas vespa dan permasalahan yang berasal dari faktor organisasi seperti keterbatasan komunikasi.
24SK2434151.00 | SK KPI 24.151 MUH p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain