SKRIPSI KPI
Analisis Persepsi Masyarakat Kabupaten Pekalongan Sebagai Kota Santri Terhadap Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)
Di era perkembangan teknologi dengan masifnya pengguna internet di Indonesia, menjadikan internet sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi. Namun sayangnya hal tersebut turut memunculkan tindak kejahatan baru yakni Kekerasan Berbasis Gender yang dilakukan pada ranah online. Kabupaten Pekalongan sebagai Kota Santri yang secara statistik dan normatif di masyarakat seyogyanya memiliki tingkat religiusitas yang baik, namun pada kenyataannya juga tidak lepas dari tindak KBGO yang bertentangan dengan nilai religiusitas tersebut. Hal tersebut tentu menjadi permasalahan yang kemudian memantik peneliti untuk menggali lebih dalam permasalahan melalui perspektif persepsi yang menjadi dasar pemikiran setiap individu. Dalam penelitian ini akan diulik tentang bagaimana sebenarnya Persepsi Masyarakat Kota Santri terhadap KBGO dan bagaimana peran pemerintah dalam upaya memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat berkaitan dengan hal tersebut.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi Masyarakat Kota Santri terhadap KBGO. serta bagaimana peran Pemerintah Kota Santri dalam memberikan pemahaman terkait Kekerasan Berbasis Gender Online. Riset ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan dekriptif. Menggunakan acuan tahap pembentukan persepsi dan teori Konstruksi Sosial Realitas yang dikemukakan oleh Peter Ludwig Berger dan Thomas Luckmann sebagai ‘pisau’ analisis. Teknik atau pengumpulan data dalam penelitian ini melalui metode wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah Interactive data analysis yang dikemukakan Miles dan Huberman. Penelitian ini berfokus pada persepsi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai Kota Santri. Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) didasari oleh informasi dari media sosial yang diseleksi dan dianggap penting. Informasi ini diinterpretasikan sebagai tindakan KBGO. Atas persepsi yang telah dibangun masyarakat menyayangkan tindakan tersebut terus terjadi di media sosial karena khawatir akan menjadi kebiasaan dan pembiaran. Masyarakat mengharapkan santri, dengan pengetahuan keagamaannya, untuk lebih aktif dalam mengatasi KBGO, karena peran mereka saat ini dirasa kurang. Lingkungan keagamaan juga memberikan pengaruh positif dalam mencegah tindakan KBGO. Pemerintah telah melakukan upaya melalui tiga peran utama yakni pecegahan dengan Edukasi dan Sosialisasi, Pelayanan Aduan dan Pendampingan Korban, serta Pembentukan Desa Ramah Perempuan Anak, namun peran ini belum maksimal dan menyeluruh..
24SK2434150.00 | SK KPI 24.150 FER a | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain