SKRIPSI KPI
Paradigma Dakwah Kultural (Studi Semiotika Terhadap Karya Musik Sampak Gusuran)
Dakwah adalah setiap ajakan kebaikan dan kebenaran ke dalam ajaran- ajaran Islam baik dengan lisan, tulisan maupun perbuatan. Karena dakwah mempunyai berbagai macam bentuk atau media. Misalnya Seorang mubaligh dengan ceramahnya, seniman dengan hasil-hasil karyanya, penyair dengan syair- syairnya, dan seorang musisi merepresentasikan dirinya lewat musik. Permasalahan pada penelitian ini yaitu karya musik lama berbahasa jawa yang kurang dikenal oleh masyarakat, tetapi lagu karya Sampak GusUran yang berjudul Gusti Allah Mboten Sare memiliki makna dan lirik lagu yang mudah dipahami oleh masyarakat. Tujuan Penelitan Untuk mengetahui konsep dakwah kultural yang disampaikan dalam karya musik dari Sampak GusUran dan ntuk mengetahui bagaimana implementasi dakwah kultural dalam karya musik Sampak GusUran. Kegunaan penelitian diharapkan mampu menambah pengetahuan kepada public tentang bagaimana pesan dakwah disampaikan melalui lagu, guna menambah pengetahuan dan mengasah kepekaan penonton sehingga pesan itu mampu tersampaikan dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Data tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo dan rekaman resmi lainnya. Dalam analisisnya penulis menggunakan analisis Ferdinand De Saussure, yang membagi tanda menjadi penanda (signifier) dan petanda (signified). Hasil dari penelitian ini adalah Konsep dakwah yang dilakukan oleh Grup Musik Sampak GusUran adalah mengenai nasihat kehidupan yang hanya sementara. Kehidupan itu bagaikan mampir ngombe yang berarti singgah untuk minum. Dalam nilai dakwah yang dilakukan Sampak GusUran juga mengandung makna bahwa kita harus fokus beribadah, menjalankan kewajiban dan meninggalkan maksiat. Hidup juga tidak boleh terlalu lalai dalam kesenangan yang akan menjadi penyesalan dikemudian hari. Implementasi pada dakwah Sampak GusUran melalui paradigma dakwah kultural yaitu cara menyampaikan pesan dakwah yang dilakukan oleh Anis Sholeh Ba’asyin sudah sesuai dengan ketiga aspek paradigma dakwah kultural yaitu toleran, moderat, dan akomodatif. Hal ini karena makna dari Tuhan Maha Melihat dan hidup di dunia hanya sekedip saja, serta nasihat untuk tetap berbuat baik terhadap sesama manusia bisa diterima di agama mana saja.
24SK2434102.00 | SK KPI 24.102 IBN p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain