SKRIPSI BPI
Nilai-Nilai Bimbingan Multikultural Dalam Ritual Nyadran Gunung Di Desa Silurah Kabupaten Batang
Dalam masyarakat, budaya digambarkan sebagai kebiasaan dari karakter masyarakat tersebut. Sistem kepercayaan khususnya suku Jawa, tumbuh kuat dari para leluhurnya. Agama Islam mampu menjadi agama mayoritas penduduk pribumi Jawa. Meski begitu, kepercayaan leluhur yang masyarakat anut belum sepenuhnya hilang. Tradisi, budaya dan kebiasaan masyarakat yang sering dianggap kejawen tersebut merupkan bentuk asimilasi masyarakat pribumi. Salah satunya ialah ritual Nyadran yang masih ditemukan di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan ritual Nyadran Gunung di Desa Silurah Kabupaten Batang? Dan bagaimana nilai-nilai bimbingan multikultural dalam ritual Nyadran Gunung di Desa Silurah Kabupaten Batang?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan ritual Nyadran Gunung di Desa Silurah Kabupaten Batang dan untuk mengetahui nilai-nilai bimbingan multikultural dalam ritual Nyadran Gunung di Desa Silurah Kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, dengan jenis penelitian lapangan. Metode yang digunakan ialah fenomenologi dengan salah satu tokohnya Edmund Husserl. Seperti pada penelitian umumnya teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisi data peneliti berupa reduksi data, penyajian data dan kesimpulan sesuai metode fenomenologi Husserl. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ritual Nyadran Gunung Silurah merupakan tradisi yang telah terlaksana setiap setahun sekali secara turun temurun oleh masyarakat Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang. Melalui Nyadran Gunung Silurah menyimpan Nilai-Nilai Bimbingan Multikultural yang menjadikan tradisi tersebut senantiasa hidup dalam nafas masyarakatnya. Diantaranya seperti Nilai Spiritualitas atau kepercayaan adat penduduk Silurah. Nilai Religiusitas, sebagai keteguhan agama Islam yang kental mendominasi masyarakatnya. Nilai Budaya yang sangat digambarkan dalam rangkaian acara Nyadran. Nilai sosial yang menekankan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Nilai Kesetaraan menjadi penguat bahwa tidak ada perbedaan kedudukan dalam ritus tersebut. Serta Nilai Apresiasi yang lebih dikhususkan kepada alam Desa Silurah yang senantiasa memberi tanpa pamrih.
24SK2435082.00 | SK BPI 24.082 MAR n | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain