SKRIPSI BPI
Layanan Bimbingan Individu Berbasis Islami Untuk Membentuk Akhlak Siswa Di SMPN 2 Paninggaran
Layanan bimbingan individu sebagai layanan penting dalam pembinaan peserta didik menjadi solusi untuk mengatasi berbagai masalah melalui interaksi tatap muka dengan konselor. Layanan bimbingan individu berbasis islami di SMPN 2 Paninggaran bertujuan membentuk akhlak siswa. Observasi awal mengindikasikan variasi sikap siswa terhadap guru dan teman sebaya, dengan beberapa siswa menunjukkan perilaku kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi akhlak siswa di SMPN 2 Paninggaran serta pelaksanaan layanan bimbingan individu berbasis islami guna membentuk akhlak siswa. Selain itu, penelitian juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan layanan bimbingan individu tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kondisi akhlak siswa di SMP Negeri 2 Paninggaran cenderung baik, namun beberapa siswa menunjukkan perilaku kurang baik. Hal-hal yang berpengaruh seperti latar belakang keluarga, lingkungan, dan pergaulan mempengaruhi pembentukan akhlak siswa. Pembentukan akhlak siswa melibatkan pembiasaan, keteladanan, dan keseimbangan peran keluarga, sekolah, dan masyarakat. Layanan bimbingan individu berbasis islami menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan akhlak siswa, dengan mengacu pada prinsip-prinsip Islam. Layanan bimbingan individu berbasis islami oleh guru BK di SMP Negeri 2 Paninggaran sangat efektif. Guru BK memberikan pengarahan dan penjelasan tentang konsultasi permasalahan siswa, membantu pengembangan wawasan dan cara berpikir siswa. Layanan ini dilakukan secara tatap muka, memungkinkan siswa untuk lebih leluasa berbicara. Faktor pendukung keberhasilan layanan bimbingan individu, sesuai dengan konsep Belkin, melibatkan keberanian siswa untuk terbuka, kemampuan guru BK dalam bersikap simpatik dan empati, peran kepala sekolah dalam menyediakan fasilitas, guru mata pelajaran dalam mengalihkan kasus ke guru BK, dan wali kelas dalam memberikan informasi dan memantau siswa. Namun, terdapat faktor penghambat, seperti siswa yang enggan terbuka tentang permasalahannya, kurangnya kesadaran diri siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan kerjasama yang kurang dari sebagian orang tua siswa. Tantangan lain melibatkan ketidakberanian siswa datang ke guru BK, serta ketidakmampuan guru BK bersikap simpati dan empati, dan kepala sekolah yang tidak menyediakan sarana dan prasarana yang cukup.
24SK2435079.00 | SK BPI 24.079 MUH l | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain