SKRIPSI IAT
Konsep Pacaran Pada Ayat-Ayat Cinta Dalam Kitab "Badaa'iut Tafsir" Karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Cinta merupakan salah satu nikmat yang diberikan dari Allah untuk seluruh manusia terutama lawan jenis dan salah satu cara untuk mengeskpresikan cinta itu adalah pacaran. Namun, permasalahanya ialah ketika para pemuda yang menyalahgunakan makna cinta kedalam hubungan seksual. Oleh karena itu, Al Qur’an memberikan sebuah indikatorisasi supaya tindakan pacaran lebih berguna. Penelitian ini dibuat untuk menjawab rumusan masalah pertama, Bagaimana Penafsiran Ayat-ayat Cinta dalam kitab tafsir “Bada’iut Tafsiir” karya Ibnu Qayyim Al Jauziyyah ? dan Bagaimana Konsep Pacaran menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab tafsir “Bada’iut Tafsiir” ?. Tujuan penelitin ini Untuk menelaah dan mengkaji penafsiran Ayat-ayat Cinta dalam kitab tafsir “Bada’iut Tafsiir” karya Ibnu Qayyim Al Jauziyyah terkait dengan permasalahan pacaran dan untuk mengetahui serta memahami konsep pacaran menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyyah berdasarkan dalam kitab tafsir “Bada’iut Tafsiir” Penelitian ini menggunakan metode pendekatan tafsir tahili dengan jenis penelitian menggunakan metode Library Research. Pada teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang berasal dari berbagai sumber pustaka. Jenis analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi sebagai metode dengan memahami dan menganalisis data secara objektif dan sistematik pada data yang nyata. Hasil dari penelitian ini adalah definisi cinta sangatlah banyak definisi. Namun, eksistensi cinta itu dapat dirasakan oleh semua orang termasuk para remaja yang sedang memadu kasih sayang. Adapun definisi mengenai pacaran pada dasarnya adalah suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan yang mana terhubung secara emosional yang didalamnya terdapat proses pengenalan, pengertian, dan pemahaman antara pasangan satu dengan pasangan lain serta membangun keterbukaan dan komunikasi diantara keduannya sebagai langkah persiapan sebelum menikah. Konsep pacaran itu sendiri diambil dari pemahaman dari 9 ayat dari 7 surat Al Qur’an berdasarkan penafsiran dari Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab tafsirnya yang berjudul Badaa’iut Tafsiir yang mana beliau menafsirkan surat Al Baqarah ayat 263 sebagai perintah untuk berkomunikasi dengan prnsip qaulan ma’rufan. Kemudian surat Ali Imran ayat 14 beliau menafsirkan sebagai konsep fitrah manusia yang memiliki sifat cinta dan tanggungjawabnya dan pada ayat 159 beliau menafsirkan sebagai perintah untuk mengedepankan musyawarah dalam memutuskan perkara. Dalam surat An Nisa ayat 79 beliau menafsirkan mengenai hasil dari perbuatan baik dan buruknya manusia didunia. Beliau menafsirkan surat Al Ma’idah ayat 8 sebagai perintah untuk berperilaku adil kepada sesama baik terhadap kawan maupun lawan. Beliau menafsirkan surat Al Anfal ayat 53 sebagai bentuk tanggungjawab pada diri sendiri. Dalam surat Ar Isra’ ayat 32 beliau menafsirkan sebagai larangan untuk mendekati perbuatan zina. Beliau juga menafsirkan surat Ar Rum ayat 21 sebagai konsep hubungan keluarga harmonis dan ayat 41 sebagai dampak negatif dari kerusakan ekosistem lingkungan. Selanjutnya, peneliti mengkontekstualiasikan surat Ali Imran ayat 14 sebagai eksistensi cinta dalam hubungan berpacaran. Kemudian peneliti mengkontekstualisasikan 5 ayat sebagai konsep atau indikator pacaran yang sehat. Diataranya adalah surat Al Ma’idah ayat 8 dikontekstualisasikan sebagai konsep keadilan dalam hubungan pacaran, surat Ar Rum ayat 21 dikontekstualisasikan sebagai konsep penerapan rasa kenyamanan, cinta, dan kasih sayang terhadap pasangan dalam hubungan berpacaran, surat Ali Imran ayat 159 dikontekstualisasikan sebagai konsep problem solving dalam berpacaran, surat Al Baqarah ayat 263 dikontekstualisasikan sebagai pentingnya komunikasi dalam hubungan berpacaran, dan surat Al Isra’ ayat 32 dikontekstualisasikan sebagai upaya untuk mengontrol nafsu syahwat dalam hubungan berpacaran. Kemudian, peneliti mengkontekstualisasikan surat An Nisa’ ayat 79 dan Ar Rum ayat 41 sebagai dampak dari hubungan pacaran yang toxic dan beresiko. Sedangkan surat Al Anfal ayat 53 peneliti mengkontekstualisasikannya sebagai solusi dalam menanggulangi pacaran yang beresiko.
24SK2431025.00 | SK IAT 24.025 BAG k | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain