SKRIPSI PAI
Etika Santri Kepada Guru Perspektif Kitab Bidayatul Hidayah Karya Iman Al Ghazali
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pengetahuan serta pehaman santri mengenai etika dalam proses pembelajaran. Dewasa ini banyak terjadi kemrosotan terkait etika serta moral santri dalam pembelajaran. Dimana hal tersebut tidak terjadi di pendidikan formal saja tetapi juga menjangkit pendidikan non formal yakni pondok pesantren. Ini di buktikan dengan adanya beberapa peristiwa yang terjadi di pondok pesantren yang dinilai menyalahi etika kepada gurunya, seperti tidak mendengarkan guru ketika guru menerangkan, kemudian lebih asik mengobrol sendiri dalam pembelajaran, selain itu terjadi kasus-kasus yang bermunculan di sosial media, santri melakukan kekerasan hingga pembunuhan kepada guru. Oleh karena itu santri ketika akan melakukan sebuah pembelajaran perlu memahami dahulu bagaimana etika yang wajib dilakukannya, santri perlu membiasakan etika yang baik dalam kehidupan sehari-harinya. Dimana etika yang harus dimiliki oleh santri ini akan dibahas secara menyeluruh dalam perspektif Kitab Bi ̅̅̅̅yatul Hi ̅̅̅̅yah karya Imam Al Ghazali. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana etika santri menurut Imam Al Ghazali dalam Kitab Bi ̅̅̅̅yatul Hi ̅̅̅̅yah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu: Untuk menganalisis etika santri kepada guru menurut Imam Al Ghazali dalam Kitab Bi ̅̅̅̅yatul Hi ̅̅̅̅yah. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data dokumenter. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi. Sumber data primernya adalah Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al Ghazali. Sedangkan sumber data sekunder ialah buku, artikel jurnal, artikel internet, serta skripsi yang relevan untuk melengkapi pemahaman sumber data primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika santri kepada guru dalam Kitab Bi ̅̅̅̅yatul Hi ̅̅̅̅yah adalah Mengucapkan salam kepada guru terlebih dahulu, Tidak banyak berbicara dihadapan guru, Tidak mendahului guru berbicara, Tidak bertanya sebelum guru mengijinkan, Tidak menentang terhadap perkataan atau jawaban guru atau menyertakan pendapat ulama’ lain yang berbeda dengannya, Tidak merasa lebih benar dari guru, Tidak berbicara dengan orang atau teman yang duduk dihadapannya ketika guru memberi pelajaran, Tidak banyak menoleh ke arah lain, Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah atau susah, Apabila guru berdiri maka hendaknya ia ikut berdiri untuk menghormatinya, Tidak mengikuti guru dengan melontarkan perkataan atau pertanyaan ketika dia bangun dari majelisnya, Tidak bertanya ketika ia dalam perjalanan pulang menuju rumahnya, Tidak su’udzon (berburuk sangka) kepada guru sebab tindakannya yang engkau anggap, munkar secara lahir, karena pasti dia lebih memahaminya.
24SK2421341.00 | SK PAI 24.341 UVI e | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain