SKRIPSI BPI
Nilai-Nilai Konseling Spiritual dalam Film Facing The Giants
Setiap individu pada dasarnya memiliki kemampuan untuk menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan diri. Namun dalam berbagai kasus sering juga dibutuhkan peran orang lain dalam penyadaran diri (self awareness). Penyadaran diri ini selaras dengan tujuan konseling spiritual, yakni pendekatan yang beracuan pada menemukan kembali tingkat kesadaran serta tendensi diri. Dibutuhkan kemampuan interpersonal konselor dalam upaya membantu respon diri klien melalui berbagai media, salah satunya dengan memaknai alur cerita sebuah film. Film Facing the Giants mampu memberikan pengaruh emosional yang kuat bagi pemirsanya. Hal ini akan mendorong respon fisik, emosi dan spiritual ke arah yang lebih baik Fokus penelitian ini adalah pembahasan mengenai tahapan konseling spiritual dalam film Facing the Giants dan nilai-nilai konseling spiritual yang muncul dalam film Facing the Giants dilihat dari perspektif konsep self understand yang dikemukakan oleh Al Ghazali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tahapan konseling spiritual dalam film Facing the Giants dan bagaimana nilai-nilai konseling spiritual dalam film Facing the Giants. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan semiotika Rholand Barthes sebagai langkah operasional untuk dapat menafsirkan tanda-tanda yang muncul dalam film Facing the Giants. Dengan metode semiotika Rholand Barthes, penelitian ini mengkaji relasi teks (sintagmatik) dan konteks (paradigmatik), menghubungkan relasi antara penanda (signifier) dan petanda (signified) dari sebuah konten film (sign) serta melakukan analisa dalam konteks sosial budaya (mitos). Penelitian ini mengungkap temuan sebagai berikut: Pertama, tahapan konseling spiritual yang terdapat dalam film Facing the Giants yang meliputi: tahapan initializing, eksplorasi dan helping. Kedua, nilai-nilai konseling spiritual dalam perspektif Al Ghazali mengacu pada nilai-nilai takhalli (pengosongan diri) meliputi proses: muhasabah (introspeksi diri), khalwat (menyepikan diri), serta taubat (kembali kepada fitrahnya). Nilai-nilai tahalli (mengisi kekosongan) dapat ditemukan dalam proses sabar, tawakkal (berpasrah diri) dan zuhud (menanggalkan perkara keduniawian). Nilai-nilai tajalli terlihat dalam sifat mahabbah (cinta kepada Allah) dan ma’rifah (intuisi/melihat Allah) serta ridha (puncak kecintaan penuh kepasrahan).
24SK2435058.00 | SK BPI 24.058 DWI n | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain