SKRIPSI IAT
Relasi Manusia dan Hewan dalam QS. An-Naml Ayat 18-19 (Studi Komparasi Atas Tafsir Al-Baidlawi dan Al-Misbah)
Dalam beberapa tahun terakhir, pembedaan manusia dan hewan yang menempatkan diskontinuitas radikal antara hewan dan manusia, telah diserang tanpa henti dari berbagai perspektif teoretis, politik, dan disipliner. Ketika gagasan tentang kemanusiaan dilemahkan, maka konsep kehewanan mengalami nasib yang sama. Banyak penelitian menunjukkan betapa tipisnya batas yang membedakan karakteristik biologis manusia dan hewan. Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru terkait status etis hewan dalam relasinya dengan manusia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penafsiran Baidlawi dan Quraish Shihab terhadap surat an-Naml ayat 18-19 dalam tafsir alBaidlawi dan tafsir al-Misbah terkait relasi manusia dan hewan, 2) Bagaimana Analisa penafsiran Baidlawi dan Quraish Shihab dalam tafsir al-Baidlawi dan alMisbah terkait relasi manusia dan hewan. Kemudian penelitian ini untuk mengetahui penafsiran yang digunakan Baidlawi dan Quraish Shihab dalam menafsirkan surat an-Naml ayat 18-19 dan untuk mengetahui perbandingan antara Baidlawi dan Quraish Shihab terhadap tafsir yang digunakan masing-masing mufassir. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan tafsir. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis isi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa makna yang terkandung dalam relasi manusia dan hewan dalam QS. An-Naml ayat 18-19 menurut Imam Baidlawi dan Quraish Shihab dalam tafsinya yaitu bahwa orang bijak tidak perlu membutuhkan perantara (media) yang besar. Cukup dengan seekor semut dia mampu mencurahkan rasa syukurnya.
24SK2431019.00 | SK IAT 24.019 MUK r | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain