SKRIPSI IAT
Tradisi Puasa 40 Hari dalam Memperlancar Hafalan Al Qur'an di Pondok Pesantren Tahfidlul Qur'an Nurul Qur'an Kedungwuni Pekalongan
Puasa merupakan salah satu ibadah yang sangat luar biasa dan bnayak sekali manfaatnya salah satunya adalah dalam memperlancar hafalan Al-Qur`an seperti yang dilakukan di pondok pesantren Tahfidhul Qur`an Nurul Qur`an Pekalongan. Tulisan ini akan membahas mengenai bagaimana praktik tradisi puasa dalam memperlancar hafalan Al-Qur`an serta maknanya. Dalam tulisan ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan, yakni data yang penulis peroleh berdasarkan hasil observasi, wawancara di lapangan dan juga beberapa dokumen lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui makna dibalik dijalankannya tradisi puasa 40 hari ini, serta adanya perbedaan makna makna tradisi puasa ini menurut beberapa santri yang menjalankan tradisi tersebut. Salah satunya bisa menjadi obat hati saat memiiki berbagai macam permasalahan kehidupan. Dengan melatih diri untuk senantiasa membaca Al-Qur`an membuat hati dan pikiran tenang meskipun banyak sekali hal-hal yang harus dipikirkan. Selain itu makna lainnya adalah puasa 40 hari ini yaitu bisa menghindarkan diri dari perbuatan tercela seperti ghibah, menggunjing dan lain sebagainya serta melatih diri untuk tidak selalu mengikuti hawa nafsu, serta menghindarkan diri dari ghibah dan perilaku tidak terpuji lainnya.
24SK2431007.00 | SK IAT 24.007 MOH t | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain