SKRIPSI KPI
Pola Komunikasi Pelatih dan Santri dalam Proses Internalisasi Sikap Tawadlu' di Perguruan Pencak Silat Nahdlotul Ulama Pagar Nusa Gene Jegger
Dewasa ini, nilai tawadhu’ santri pagar nusa sangat memprihatinkan, umumnya terhadap orang tua serta khususnya hormat terhadap pelatih. Beberapa kasus diatas disebabkan oleh santri yang belum bisa menerapkan sifat tawadhu’. Hal demikian dapat merusak citra pencak silat menjadi buruk akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Menurunya kualitas moral Santri menjadi permasalahan utama sehingga menjadi kajian penelitian ini. Dibuktikan dengan kasus yang pernah terjadi dimasa lalu, yakni seorang santri yang berperilaku buruk terhadap teman seperjuangan bahkan kepada pelatih. Santri tersebut merasa memiliki ilmu yang lebih tinggi dari santri lainnya, sehingga berbuat semenamena. Lebih parahnya sampai menegindahkan omongan pelatih dan malah mengajak pelatih untuk bertarung. Perilaku tidak pantas tersebut tentunya tidak susuai dengan karakter seorang pesilat Pagar Nusa. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengambil keputusan untuk merumuskan masalah sebagaimana berikut: a. Bagaimana Pola Komunikasi Pelatih Dan Santri Dalam Proses internalisasi sikap tawadhu’ di Perguruan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Geni Jegger? b. Bagaimana pola komunikasi pelatih dan santri yang digunakan dalam proses internalisasi sikap tawadhu’ di Perguruan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Geni Jegger? Penelitian ini meggunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya deskriptif analitik. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian dengan menganalisis fenomena yang terjadi. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses internalisasi pelatih menggunakan pola komunikasi, antara lain: a. pola komunikasi satu arah (one way communication), yakni komunikasi yang hanya dilakukan pelatih dengan santri tanpa adanya timbal balik, b. pola komnikasi dua arah (two way traffic communication), yakni pelatih ikut serta dalam mengimplementasikan nilai tawadhu’ dengan tujuan agar dijadikan tauladan bagi santri, c. pola komunikasi multi arah yakni proses interaksi antara pelatih dengan santri agar terjalinnya hubungan emosional, dengan hal ini tentunya akan sangat mudah untuk merubah sikap santri menjadi tawadhu’ terhadap sesama santri ataupun kepada pelatih. proses penanaman nilai tawadhu’ pada santri melalui beberapa tahapan antara lain: a. tahap transformasi nilai tawadhu, yakni proses penyampaian nilai yang dilakukan pelatih kepada santri, b. tahap transaksi nilai tawadhu’, yakni proses pencontohan nilai yang dilakukan pelatih dengan harapan santri dapatmengamalkan nilai tawadhu’, c. tahap transinternalisasi nilai tawadhu’, yakni proses perubahan sikap santri menjadi tawadhu. Selain itu, Dengan menggunakan pola komunikasi proses internalisasi pelatih dan santri maka akan tercapainya penanaman nilai tawadhu’ yang dibuktikan dengan perubahan sikap yang dialami santri yakni terbentuknya sikap tawadhu’ kepada kyai dan pelatih. Sehingga santri dapat mengimplementasikan nilai-nilai tawadhu’ pada saat latihan serta dalam berinteraksi dengan orang lain di kehidupan seharihari.
24SK2434023.00 | SK KPI 24.023 SUB p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain