SKRIPSI BPI
Self Counseling Berbasis Gender TokohSrintil dalam Novel " Ronggeng Dukuh Paruk" Karya Ahmad Tohari
Pembahasan mengenai gender masih menjadi perhatian khusus, sebab tidak sedikit dari masyarakat kita yang belum paham mengenai gender atau kontruksi sosial yang diadopsi masyarakat umum. Sebetulnya kontruksi sosial tersebut merugikan pihak manusia perempuan dan manusia laki-laki. Pengalaman traumatis yang dialami perempuan yang merupakan dampak dari ketidakadilan gender melahirkan beberapa nilai kehidupan dan model konseling. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1.) Bagaimana Model Self-Counseling berbasis Gender pada Novel Ronggeng Dukuh Parruk?. Tujuan penelitian ini adalah 1.) Untuk mendeskripsikan Model Self-counseling berbasis Gender dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode library research, sebab menggunakan data sebagai sumber acuannya, untuk mendapatkan data-data yang diperlukan Penulis menggunakan metode hermeneutika gadamer sebagai instrumen pendukung untuk mendapatkan hasil melalui proses penafsiran sesuai metode hermenutika gadamer yaitu: 1.) kesadaran keterpengaruhan; 2.) pra-pemahaman; 3.)asimilasi horizon; 4) penerapan atau aplikasi kontekstualisasi. Hasil penelitian ini ditemukan self-counseling berbasis gender yang terdapat di dalam novel ronggeng dukuh paruk diantaranya meliputi: 1) tahapan konseptualisasi problem dalam lima problem gender yang mendapatkan nilai Pengetahuan, nilai ini diperoleh dalam usaha Srintil menghadapi perlakuan marginalisasi; 2) tahapan intervensi konseling melalui lima persoa;an gender dan mendapatkan Nilai Perjuangan, nilai ini diperoleh dalam menghadapi segala upaya subordinasi dan beban kerja; 3) terminasi dalam lima problem gender, hal tersebut menemukan Nilai Perlawanan, nilai ini berhadapan dengan problem kekerasan dan stereotif yang diterima Srintil. Model SelfCounseling berbasis Gender, dirumuskan dalam tiga tahapan. Ketiga tahapan ini merupakan teori yang menggunakan pendekatan; 1) Konseptualisasi problem, pada tahapan ini, peneliti menemukan metode utama Srintil untuk dapat mengidentifikasi diri dengan persoalannya, pada momen ini, perenungan yang dimaksud tertuju pada tiga persoalan pokok. 2) tahap kedua yaitu intervensi Konseling. Pada tahapan ini, peneliti menemukan rangkaian keterlibatan objek yang digunakan oleh Srintil dalam menanggulangi persoalannya. 3) terakhir, tahap terminasi, pada tahapan ini, subjek dilibatkan dalam usaha merencanakan suatu agenda, berikut dengan diskusi publik dan/atau dialog yang lebih luas. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi dalam mencapai tahapan puncak ini, antara lain: 1) Memahami Perasaan; 2) Memahami Kepercayaan diri; 3) Memahami Efikasi Diri; .
24SK2435044.00 | SK BPI 24.044 DEV s | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain