SKRIPSI BPI
Implementasi Konseling Realitas dalam Mengembangkan Konsep Diri Islami Siswa dengan Orang Tua Tunggal di SMK Ma'arif NU Kajen
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah yang dialaminya guna mencapai tujuan yang diharapkan. Konseling realitas merupakan konseling yang menekankan tanggung jawab individu dalam menyikapi keadaan yang sekarang. Konseling realitas berfokus pada masa kini dan tidak berpaku pada kejadian masa lalu. Dalam pandangan islam, konsep diri (Al-Mushawwir) menjelaskan bahwa dzat yang pada diri manusia telah dibentuk oleh Allah Swt, untuk menjadikannya konsep diri yang sempurna dan sesuatu yang telah menciptakan dzat yang dibentuk dalam diri manusia. Dalam psikologi konsep diri juga memiliki dua arti yaitu sikap dan perasaan seseorang mengenai dirinya yang mencakup keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Konsep diri merupakan persepsi yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana konep diri siswa dengan orang tua tunggal di SMK Ma’arif NU Kajen?, (2) Bagaimana implementasi konseling realitas dalam mengembangkan konsep diri islami siswa dengan orang tua tunggal di SMK Ma’arif NU Kajen? Kemudian penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui bagaimana konsep diri siswa dengan orang tua tunggal di SMK Ma’arif NU Kajen, (2) Untuk mengetahui bagaimana implementasi konseling realitas dalam mengembangkan konsep diri Islami siswa dengan orang tua tunggal di SMK Ma’arif NU Kajen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif dengan teknik Field Research (studi lapangan). Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Konsep diri siswa mengalami perkembangan yang baik, terlihat dari siswa sudah mengenali diri identitasnya, sudah mengendalikan perilaku dan mampu menerima semuanya sebagai bentuk penerimaan diri. (2) Implementasi konseling realitas sudah mampu membuat siswa tersebut melakukan perubahan pada dirinya, meskipun perubahan perilaku belum sepenuhnya tapi siswa mampu untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Hal itu terlihat pada perubahan perilaku siswa sebelum dilakukan konseling realitas dan sesudah dilakukan konseling realitas. Sehingga melihat hal itu proses konseling realitas bisa dikatakan berhasil meskipun siswa melakukannya secara bertahap.
24SK2435014.00 | SK BPI 24.014 DEV i | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain