SKRIPSI IAT
Pelaksanaan Metode Pengulangan Hafalan Al-Qur'an Bagi Santriwati yang Haid di Pondok Pesantren An-Nashr Proto Pekalongan
Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang besar yaitu menjadi satu-satunya kitab suci yang banyak dihafal oleh manusia. Keistimewaan ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab terdahulu. Proses menghafal Al-Qur’an tidak mudah, dan untuk mencapainya diperlukan usaha yang maksimal. Oleh karena itu, dalam menghafal Al-Qur’an, seseorang memerlukan metode yang tepat dengan tujuan untuk membantu mempermudah seseorang dalam mencapai tujuannya yaitu menjadi seorang penghafal Al-Qur’an. Adapun penelitian ini dilakukan karena untuk menjawab 2 pertanyaan. pertama, Bagaimana Metode Pengulangan Hafalan Al Qur’an Bagi Santriwati yang Haid di Pondok Pesantren An-Nashr Proto Pekalongan. kedua, Bagaimana Latar Belakang Kebijakan Terkait Pengulangan Hafalan Al-Qur’an Bagi Santriwati yang Haid di Pondok Pesantren An-Nashr Proto Pekalongan. Tujuan penelitian ini adalah, mendeskripsikan pelaksanaan metode pengulangan hafalan Al-Qur’an, mendeskripssikan latar belakang kebijakann terkait pengulangan hafalan Al-Qur’an bagi santriwati yang haid di pondok pesantren An-Nashr Proto Pekalongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. Metode pengulangan hafalan Al-Qur’an bagi santriwati yang sedang haid di pondok pesantren An-Nashr ini dibagi menjadi beberapa cara, yaitu: mengulang hafalan sendiri, mengulang hafalan bersama teman, dan mengulang hafalan kepada ustadz / ustadzah. Pondok pesantren An-Nashr merupakan salah satu pondok pesantren yang berbasis tahfidzul Qur’an, yang memperbolehkan santrinya ketika haid tetap mengulang hafalan seperti halnya pada waktu suci (tidak sedang haid) tetapi dengan catatan harus memakai Al-Qur’an yang banyak tafsirannya dibanding ayatnya. Sejak pertama didirikan pondok pesantren An-Nashr ini memang sudah memperbolehkan santriwatinya yang sedang haid itu mengulang-ulang hafalannya. Disisi lain diperbolehkannya mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an yakni supaya tetap mempertahankann hafalan masing-masing, karena seorang penghafal Al-Qur’an harus tetap menjaga hafalannya bagaimanapun keadaannya. Tentu saja ada dalil yang memperbolehkan para santriwati mengulang-ulang hafalan meskipun dalil itu lemah, supaya seorang penghafal Al-Qur’an tetap membaca dan mengulang hafalannya dengan alasan tetap berdzikir. Dzikir itu ada dua yakni dzikir lisan dan dzikir qolbu. Oleh sebab itu meskipun dalam keadaan haid tetap melakukan setoran pengulangan hafalan Al-Qur’an.
23SK2331095.00 | SK IAT 23.095 CIN p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain