SKRIPSI IAT
Konsep Wasathiyyah dalam Al Qur'an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu)
Skripsi ini membahas konsep wasathiyyah dalam al-Qur’an dengan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Beragam persoalan umat Islam di era globalisasi saat ini tentunya memerlukan penyelesaian sikap yang proporsional dan adil. Al-Qur’an banyak menyinggung akan pentingnya sikap moderat serta posisi umat Islam yang moderat dan terbaik. Al-Qur’an sebagai pedoman atau berisi kata kunci, sebenarnya makna di dalamnya lebih luas dan dalam. Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbanyak di dunia mampu dijadikan sorotan mengenai konsep wasathiyyah. Ketika muncul problematika yang semakin kompleks, memunculkan metode-metode tafsir untuk mempermudah pemahaman masyarakat muslim terhadap Al-Qur’an, salah satunya dengan menggunakan metode Semantik Al-Qur’an Toshihiko Izutsu. Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan konsep Wasathiyyah dalam Al Qur’an dengan menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik Al-Qur’an Toshihiko Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia (welthanschauung) melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci Al-Qur’an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna sinkronik dan diakronik pada masa pra Qur’anik, Qur’anik dan pasca Qur’anik sehingga mampu mengungkapkan welthanschauung wasathiyyah dalam Al-Qur’an. Skripsi ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara dokumentasi. Sedangkan jenis analisis data dalam hal ini adalah deskriptif analisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Kata wasath dalam Al-Qur’an beserta derivasinya disebutkan sebanyak lima kali pada 5 ayat dalam 4 surat. Kata wasath disebutkan dalam berbagai bentuk yaitu dalam bentuk kata kerja (fi’il), pelaku (fa’il) dan kata sifat (sifat). Ada beberapa makna wasath pada masa pra Qu’anik yaitu: pertengahan dari sesuatu, diantara, dan penengah. Sedangkan pada masa Qur’anik dan pasca Qur’anik memiliki perkembangan makna yang tidak meninggalkan makna wasath pada masa pra Qur’anik. Namun pada masa pasca Qur’anik kata wasathiyyah sudah mulai digunakan sebagai suatu konsep untuk menunjukkan sebuah paradigma berpikir paripurna, khususnya berkaitan dengan sikap beragama dalam Islam. Welthanschauung wasathiyyah dalam Al-Qur’an berkaitan dengan 3 hal yaitu akidah, syariat dan perilaku.
23SK2331088.00 | SK IAT 23.088 IKF k | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain