SKRIPSI IAT
Resepsi Fungsional Khataman Online di Komunitas Kota Pekalongan
Menjadi penghafal Al-Qur’an tidaklah mudah diperlukan murojaah setiap hari agar tidak lupa akan hafalan tersebut, terkhusus pada ibu yang telah memeliki anak serta memiliki kesibukan lain tentu memiliki sedikit waktu luang dalam menjaga hafalannya, komunitas JMQH Pekalongan merupakan sebuah komunitas penghafal Al-Qur’an yang dikhususkan para hafidzoh agar bisa tetap menjaga hafalannya, salah satu hal yang menarik bagi penulis pada komunitas JMQH Pekalongan ini yakni pelaksanaan khataman yang dilakukan secara online. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanapraktik khataman online yang dilakukan oleh JMQH Pekalongan dan bagaiman amakna yang terkandung dalam praktik khataman online yang dilakukan oleh JMQH Pekalongan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik khataman online yang dilakukan oleh JMQH Pekalongan dan makna seperti apa yang terkandung dalam praktik khataman online. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research).Selanjutnya pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu anggota JMQH Pekalongan. Sedangkan sumber data sekunder didapatkan dari dokumen-dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Praktik khataman online yang dilakukan pada komunitas JMQH Pekalongan yakni dengan menggunakan pola Bin Nadhor dengan setiap satu anggota mengkhatamkan satu jus. pola Bin Nadhor ini dilakukan saat proses khataman online karena di khawatirkan terjadinya kesalahan bacaan pada saat pelaksanaan karena tidak adanya anggota lain yang menyimak. Kemudian makna khataman Al-Qur’an di JMQH Pekalongan dapat dirincikan sebagai berikut: (1) makna Objektif yaitu makna yang menunjukan pada konteks dan keadaan sosial dalam tradisi. Pada simaan khataman Al-Qur’an ini sebagai bentuk dari taatnya santri kepada pengurus ataupun pengasuh. (2) makna ekspresif yakni perasaan setiap santri dan pengasuh yang berbeda-beda saat mengikuti simaan khataman Al-Qur’an seperti: sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, media pendidikan spiritual, dan sebagai media untuk berbakti kepada orang tua dengan mengirimkan doa melalui bacaan ayat-ayat Al-Qur’an. (3) makna dokumenter yaitu makna tersembunyi atau tersirat dari suatu perilaku tindakan, sehingga pelaku terkadang tidak menyadari bahwa aspek yang dikerjakan telah menunjukan budaya secara keseluruhan
23SK2331078.00 | SK IAT 23.078 ABD r | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain