SKRIPSI IAT
Konsep Syukur Sunni dan Syi'I dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Mizan (Studi Perbandingan Ayat-Ayat Syukur)
Syukur merupakan sebuah nikmat yang Allah berikan kepada manusia baik nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat Islam. Manusia ditugaskan Allah untuk mensyukuri dengan berbagai nikmat yang diberikan baik itu menggunakan hati, ucapan, maupun perbuatan tapi banyak sekali yang belum paham maksud dari konsep syukur. Seolah olah mereka bersyukur dalam bentuk ucapan al hamdulillah saja. Padahal syukur tidak hanya dengan ucapan saja melainkan dengan hati dan perbuatan. Dengan bersyukur kita juga dapat menggunakan kenikmatan sesuai dengan yang dikehendaki pemberi-Nya sebagai sarana untuk menjauhkan sifat hedonism. Dengan alasan hal tersebut, penulis kemudian ingin sekali melakukan penelitian pada makna syukur menurut Ibnu Katsir yang merupakan tafsir Sunni dan Al-Mizan tafsir Syi’i tentang bagaimana konsep syukur menurut Sunni dan Syi’i dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mizan serta bagimana Kontroversi syukur menurut Ibnu Katsir dan Al-Mizan. Jenis penelitian ini adalah study pustaka (library research), dengan pendekatan tasawuf. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu berupa kitab tafsir Ibnu Katsir karya Abu fida’ Imammudin dan kitab tafsir Al Mizan karya Muhammad Husein. Sedangkan untuk data sekunder berupa jurnal, artikel, buku yang digunakan untuk melengkapi data penelitian ini. kemudian data data tersebut dianalisis dengan metode descriptif. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa syukur menurut Ibnu Katsir adalah mengingat melalui dzikir, tahmid, tasbih dan membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan penuh penghayatan yang mendalam sehingga menyadari kebesaran, kekuasaan dan keesaan Allah, serta menjauhi segala larangan Allah sehingga akan terbuka pintu-pintu kebaikan. Sementara syukur menurut Al-Mizan adalah cara mengingat Allah dan berterimakasih dalam bentuk ibadah dan selalu meningkatkan rasa syukurnya. Jadi perbedaannya di Ibnu Katsir syukur terletak di hati, lisan, dan perbuatan. Sementara di dalam Al-Mizan syukur terletak di hati dan lisan. Adanya suatu kontroversi keduannya dilatarbelangi oleh mazhab mereka, Ibnu Katsir merupakan penganut mazhab sunni yang dalam tradisi sunni lebih menekankan kepada nilai-nilai yang ada di dalam al-Qur’an dan Sunnah seperti sholat, haji, puasa, zakat, amar ma’ruf nahi mungkar. Sunnah seperti sedekah, berdoa, membaca ayat-ayat al-Qur’an. Sementara dalam Al-Mizan merupakan penganut mazhab syi’i yang dalam tradisi syi’i lebih menekankan kepada dzikir, di antara dzikir yang disebutkan dalam al-Qur’an yaitu sejumlah Sembilan puluh Sembilan nama paling indah (asmaul husna).
23SK2331069.00 | SK IAT 23.069 ROH k | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain