SKRIPSI IAT
Ekoteologi Melalui Pembacaan Ayat-Ayat Al Qur'an dalam Ritual Nyadran Gunung Masyarakat Silurah Kabupaten Batang
Penelitian skripsi ini membahas mengenai ayat–ayat al-Qur’an yang dibaca saat prosesi ritual nyadran gunung Silurah yang dilaksanakan setiap bulan jumadil awal bertepatan pada Jumat Kliwon. Dengan adanya pembacaan tersebut muncul living Qur’an dalam masyarakat Silurah yaitu pembacaan ayat kursi saat ider-ider kampung pada malam jumat kliwon jam 12.00 malam, pembacaan Surat al-Fatihah saat tawasul, Pembacaan Surat Yasin tahlil di makam Kyai Rogokusumo saat ritual nyadran dan penyampaian makna surat Ibrahim ayat 32 saat pagelaran wayang. Nyadran gunung Silurah adalah tradisi kebudayaan masyarakat yang terus dilestarikan hingga sekarang sebagai wujud ucapan syukur atas nikmat yang Allah berikan melalui perantara alamnya. Fokus pembahasan dari penelitian ini adalah: Pertama, Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap ayat-ayat yang menyertai dalam ritual nyadran gunung di Desa Silurah, Kedua, Bagaimana ekoteologi yang terdapat dalam ritual nyadran gunung di Desa Silurah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan tergolong metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif melalui teknik Recall, data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dan dianalisa menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, makna dari pembacaan ayat kursi dalam ider-ider desa adalah kedudukan dan kekuasaan Allah, tujuanya sebagai penjagaan yang artinya dapat menolak dan menjaga desa Silurah dari bala’. Adapun makna dari pembacaan surat al-Fatihah dalam tawasul adalah surat pembuka yang kandunganya melingkupi seluruh surat dalam al-Qur’an, tujuanya memohon keselamatan dan perlindungan, bisa juga dijadikan obat serta lebih mudah dikabulkan hajat. Makna dari pembacaan surat Yasin adalah bentuk doa kepada ahli kubur agar diberikan keselamatan dan diterangkan kuburnya, dampaknya memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa bagi masyarakat Silurah. Kedua, ekoteologi yang terjadi dimasyarakat adalah bentuk kepercayaan manusia terhadap tuhan sebagai pencipta sehingga melahirkan cinta terhadap alam yang sama-sama makhluk ciptaan-Nya. Kegiatan ekologi yang dilakukan masyarakat saat ritual nyadran gunung yaitu penanaman bibit pohon, penyebaran benih ikan dan pelepasan burung. Hal yang melatarbelakangi adanya kegiatan tambahan dalam ritual nyadran ini adalah upaya penyadaran kepada masyarakat Silurah agar ikut melestarikan alam sekitar baik flora maupun fauna ditengah krisis lingkungan. Masyarakat Silurah berupaya menjadi human ecologius yaitu manusia yang ekologis dan religius hasil dari bentuk pemahaman ekoteologi.
23SK2331064.00 | SK IAT 23.064 ULI e | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain