SKRIPSI IAT
Eksistensi Penyandang Disabilitas Dalam Perspektif Al Qur'an (Studi Analisis Hermeneutika Ma'na Cum Maghza)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai sikap diskriminatif terhadap penyandang disabilitas yang masih marak terjadi di Indonesia, hal ini tentu tidak sesuai dengan berbagai norma yang ada, seperti hukum perundang-undangan (konvensi hak penyandang disabilitas), hingga norma agama yang bersumber dari suatu kitab suci. Sebagai upaya mengurangi perilaku diskriminatif dan mewujudkan adanya sikap inklusif terhadap penyandang disabilitas, penulis dalam hal ini berupaya untuk mengkaji penyandang disabilitas dalam perspektif al-Qur`an, sebab al-Qur`an yang merupakan sumber norma agama dari sisi agama Islam, memerlukan kajian khusus berupa penafsiran dalam memahami makna atas suatu ayat. Sehingga dari hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan penyandang disabilitas menurut para mufasir. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui relevansi penafsiran ayat al-Qur`an terkait penyandang disabilitas dengan konsep Religion Theory of Disability dan konsep Eksistensialisme Religius Ali Syari’ati dalam perspektif Hermeneutika Ma’nā cum Maghzā Sahiron Syamsuddin. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan Hermeneutika Ma’nā cum Maghzā. Sehingga teknik dokumentasi dalam studi pustaka digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Adapun terkait metode analisis data, penelitian ini menggunakan langkah tafsir dalam Hermeneutika Ma’nā cum Maghzā. Hasil utama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kajian Hermeneutika Ma’nā cum Maghzā atas ayat yang berkaitan erat dengan penyandang disabilitas (QS. an-Nūr ayat 61, QS. al-Fatḥ ayat 17 dan QS. ‘Abasa ayat 1-11), ditemui signifikansi fenomenal dinamis yang melengkapi apa yang ada dalam konsep Religion Theory of Disability yaitu Islam mendukung adanya sikap inklusif, konvensi hak penyandang disabilitas, dan kesetaraan hak atas penyandang disabilitas. Pada QS. an-Nūr ayat 61 dan QS. al-Fatḥ ayat 17 didapati kecenderungan yang mengindikasikan eksistensi penyandang disabilitas sebagai basyar. Adapun melalui QS. ‘Abasa ayat 1-11, ditemui indikasi bahwa orang yang mengalami disabilitas dapat berlaku aktif (bereksistensi) sebagaimana orang lain yang tidak mengalami kondisi disabilitas. Hal itu menjadi dasar bahwa penyandang disabilitas juga dapat mengembangkan potensi diri hingga dapat bereksistensi (menjadi seorang yang berdimensi insaniyah, seperti orang lain yang tidak mengalami kondisi disabilitas), yang dalam penelitian ini ditemui bahwa penyandang disabilitas dapat melalui tahapan dalam konsep Eksistensialisme Religius Ali Syari’ati untuk bereksistensi mencapai tahap insaniyah.
23SK2331062.00 | SK IAT 23.062 OCT e | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain