SKRIPSI IAT
Penafsiran QS. An Nahl Ayat 43 Perspektif Buya Yahya (Analisis Isi Konten Vidio Benarkah Wabah Diisyaratkan dalam Al Qur'an di Channel Youtube Al Bahjah TV)
Media sosial virtual telah menjadi alternatif media dakwah di era digital. Akan tetapi, pada saat yang sama juga telah membuka kesempatan luas bagi setiap agamawan untuk merepresentasikan pemahaman mereka terhadap redaksi wahyu (Al-Qur’an dan hadis) berdasarkan mode “pop-tafsir”. Metode penafsiran tersebut mayoritas berbasis pada terjemahan harfiah. Salah satu genre kajian-kajian keagamaan yang ditengarai rentan memproduksi mode penafsiran serupa adalah kajian-kajian keagamaan. Hal itu disebabkan karena tema-tema tentangnya cenderung mengandung penafsiran spekulatif dan prediktif untuk menyesuaikan antara redaksi wahyu dengan fenomena kekinian. Padahal, proses pemahaman terhadap redaksi wahyu minimal membutuhkan deskritif- analitis untuk mengeksplorasi dan menganalisa lebih lanjut metode kontekstual yang ditawarkan Rahman. Kesimpulan yang bisa diambil dari pendekatan yang dimaksud adalah suatu pendekatan terhadap Al-Qur’an dengan memahami situasi kesejarahan, baik sebelum maupun dimasa pewahyuan, untuk kemudian menarik ideal-moral dari wahyu tersebut, dan memproyeksikannya dalam konteks kekinian. Dalam memproyeksikan ideal moral terhadap konteks kekinian, mufassir harus mengarahkan perhatianya pada tujuan Al-Qur’an (ideal-moral) sebagai suatu keseluruhan yang utuh, sehingga akan memunculkan suatu pandangan dunia yang konkret. Secara garis besar, kontekstualisasi atas ideal moral tersebut akan menghasilkan suatu rumusan etika Al-Qur’an yang mampu melindungi dan mengembangkan integritas para individu dan kolektif dalam masyarakat kontemporer. Studi tentang praktik penafsiran Al-Qur’an melalui kajian-kajian kegamaan di media sosial virtual belum banyak diteliti oleh para peneliti, khususnya mereka yang fokus pada kajian-kajian studi Al-Qur’an dan hadis. Padahal, media tersebut merupakan salah satu sumber rujukan keagamaan yang banyak diakses oleh masyarakat internet atau netizen saat ini, khususnya melalui YouTube.Meskipun demikian, terdapat beberapa kajian-kajian yang telah lebih awal melakukan penelitian serupa, di antaranya; Nadirsyah Hosen (2019) yang menulis tentang tafsir di media sosial. Tulisannya itu menampilkan konter narasi terkait pemahaman politik khilafah, tanpa menyajikan karakteristik metodologi penafsiran di media sosial. Oleh karena itu, penelitian ini hendak melanjutkan kajian-kajian tersebut dengan memetakannya secara komprehensif, khususnya pada bagian sumber sumber penafsiran yang digunakan oleh para mubalig dalam dakwah apokaliptik. Oleh karena itu, tujuan tersebut dirumuskan ke dalam dua bentuk pertanyaan, yaitu; bagaimana jenis-jenis penafsiran yang digunakan oleh Buya Yahya pada QS.An-Nahl ayat 43 ( Analisis Isi Konten Video Benarkah Wabah Diisyaratkan dalam Al-Qur'an di Channel Youtube Al-Bahjah TV? bagaimana Makna yang terkandung Pada QS.An-Nahl ayat 43 dalam Segmen Video Benarkah Wabah Diisyaratkan dalam Al-Qur'an di Channel Youtube Al Bahjah TV? Kedua rumusan pertanyaan tersebut dijawab dengan menerapkan teknik observasi terhadap konten video pada channel youtube yang direpresentasikan oleh Buya Yahya di media sosial virtual YouTube. Penelitian ini menggunakan jenis metode kualitatif berbasis analisis konten, sehingga data yang diuraikan bersifat analisis kritis. Sumber data primer yang diteliti mencakup video-video tentang kajian kajian keagamaan. Meskipun, narasi-narasi dalam video-video yang diobservasi dibatasi hanya pada ruang lingkup produk penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis di dalamnya. Pendekatan itu digunakan untuk mengungkap pesan pesan ideologis yang sedang didistribusikan oleh Buya Yahya dalam narasi-narasi mereka. Kajian ini penting dilakukan dalam rangka membuktikan suatu argumen bahwa telah terjadi praktik pereduksian penafsiran Al-Qur’an dalam konten dakwah keagamaan, sehingga rentan mendukung ideologi ekstremisme beragama melalui media sosial virtual. Bila penelitian tentangnya diabaikan, maka pemahaman terhadap redaksi wahyu rentan mengalami disrupsi yang mengarah pada praktik penyimpangan terhadap ajaran Islam. Pada saat yang sama, juga dapat mengancam gagalnya misi moderasi dan toleransi antarumat beragama yang selama ini telah diperjuangkan oleh para ulama, cendekiawan, dan akademisi di Indonesia. Penelitian ini dikhususkan pada channel Youtube @Al-BahjahTV. Untuk menjawab mengenai rumusan masalah bagaimana jenis-jenis penafsiran yang digunakan oleh Buya Yahya pada QS.An-Nahl ayat 43 (Analisis Isi Konten Video Benarkah Wabah Diisyaratkan dalam Al-Qur'an di Channel Youtube Al-Bahjah TV)? dan bagaimana Makna yang terkandung Pada QS.An-Nahl ayat 43 dalam Segmen Video Benarkah Wabah Diisyaratkan dalam Al-Qur'an di Channel Youtube Al Bahjah TV)? Metode penyajian tafsir yang dimaksud dalam kajian ini adalah cara atau bentuk penyajian mufasir, yang dalam hal ini adalah Buya Yahya dalam menafsirkan Al Qur'an. Tidak jauh berbeda dengan metode penafsiran yang ada dalam kitab-kitab tafsir, tafsir virtual setidaknya memiliki dua bnetuk metode penyajian tafsir. Pertama, tahlilī (rinci). Berbeda dengan penafsiran secara global, metode tahlilī adalah metode tafsir yang bermaksud menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dari segala aspeknya, mulai dari menjelaskan mufaradāt (kosa kata) ayat, munāsabah (hubungan) antar ayat, sebab turun ayat, makna ayat secara global, tinjauan hukum yang terkandung dan tambahan penjelasan tentang qira’at, i’rab dan keistimewaan susunan kata-kata pada ayat-ayat yang ditafsirkan serta diperkaya dengan pendapat imam mazhab dan lain sebagainya. Kedua, kontekstual. Metode tafsir kontekstual dapat dipahami sebagai upaya menafsirkan Al-Qur'an dengan melibatkan pemahaman konteks pewahyuan dan konteks pengkajinya. Metode kontekstual tersebut tidak datang begitu saja, ia memiliki fakta sejarah tersendiri sebagai landasan yang menjadikannya penting diterapkan dalam memahami Al-Qur'an. Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan mengenai ayat Al-Qur’an yang xvi menjadi dalil yang ditunjukkan untuk mencegah kemudharatan serta memudahkan umat islam melalui penafsiran ayat Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik pesan secara obyektif dan sistematis. Analisis isi bertujuan untuk memberitahu masyarakat agar tidak perlu terlalu khawatir mengenai wabah Covid-19. Tafsir digunakan untuk menjelaskan makna dan isi ayat-ayat Al-Qur’an agar lebih mudah dipahami. Dalam hal ini ingin menafsirkan mengenai QS.An-Nahl ayat 43 melalui media channel youtube Buya Yahya Al-Bahjah TV. Melalui channel Youtube Al-Bahjah TV kajian keislaman yang diulas dalam berbagai tayangan langsung secara rutin. Dengan menggunakan kewenangan Kyai dan beberapa mubaligh sebagai dan seorang Ahlu Dzikri mempunyai peran penting untuk memfasilitasi agar masyarakat lebih bijak dalam mematuhi kebijakan yang sudah diterapkan. Pandemi Covid-19 yang berjalan satu tahun memberikan banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut berpengaruh pada pandangan masyarakat yang patuh pada peraturan dan ada juga yang abai
23SK2331054.00 | SK IAT 23.054 NUR p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain