SKRIPSI KPI
Strategi Komunikasi Interpersonal Pengasuh Pondok Pesantren Alif Lam Mim terhadap Pasien Seks Bebas
Seks bebas dapat menyebabkan permasalahan seperti hamil di luar nikah, kawin muda, anak-anak lahir di luar ikatan pernikahan, aborsi, penyakit menular seksual, depresi dan sebagainya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan 2% lelaki dan wanita muda usia 15-24 tahun dilaporkan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. 11% dari mereka mengalami kehamilan yang tidak diharapkan. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan mencatat pada tahun 2018 kasus HIV di Kabupaten Pekalongan berjumlah 34 orang sementara AIDS 38 orang. Oleh karenanya perilaku seks bebas harus segera ditangani. Namun tidak mudah memberikan pengertian pada pelaku seks bebas karena bersifat privat. Dibutuhkan strategi agar pelaku seks bebas mau terbuka. Seorang Pengasuh Pondok Pesantren Alif Lam Mim, Ustadz H.Ghulam Akhyar Rikza, S.Ag membuka layanan bimbingan pasien seks bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana strategi komunikasi interpersonal pengasuh pesantren tersebut terhadap pasien seks bebas di pesantren tersebut agar terlepas dari seks bebas. Penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Pendekatan menggunakan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara terbuka dan tertutup serta dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Miles & Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yakni strategi komunikasi interpersonal pengasuh Pondok Pesantren Alif Lam Mim terhadap pasien seks bebas ialah mengulang-ulang pesan yang termasuk dalam teknik repetisi (redundancy), memberikan berbagai inforomasi yang membangun merupakan teknik informatif, bujukan secara tidak langsung melalui shock terapi merupakan teknik persuasif sedangkan paksaan (koersif) tidak dilakukan dalam strategi pengasuh. Untuk mendukung strategi tersebut, diawali dengan niat baik yakni membantu pasien agar dapat keluar dari seks bebas dan melakukan dzikir yaitu pengingat agar pasien senantiasa melibatkan Allah dalam segala urusannya. Dengan demikian, saat pasien hendak melakukan seks bebas maka ia akan berpikir ulang karena terus mengingat Allah.
23SK2334061.00 | SK KPI 23.061 AYU s | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain