SKRIPSI IAT
Ekoteologi Qur'ani: Membangun Rasa Cinta Lingkungan (Studi Atas Majelis Ta'lim Aqoidul Khomsin Kradenan, Kota Pekalongan)
Fenomena kerusakan lingkungan mulai dari lingkup global hingga perkotaan semakin meresahkan. Salah satu contohnya di kota Pekalongan yakni pencemaran sungai dari adanya limbah batik yang dibuang ke sungai, hingga sungai di kota Pekalongan berwarna hitam pekat. Persoalan lingkungan pada dasarnya merupakan masalah moral manusia. Dan ternyata solusi paling efektif tergantung pada moralitas manusia, yaitu dengan cara revitalisasi. Revitalisasi nilai-nilai moral, kebaikan, kasih-sayang, keadilan, keramahan, sikap tidak sewenang-wenang, dan lain-lain. Muslim sebagai khalifah dimuka bumi ini seharusnya juga bisa melihat alam ini memiliki entitas-entitas yang punya nilai sakral. Muslim harus percaya, karena alam dan segala makhluk hidup didalamnya membentuk satu integritas baik sumber maupun tujuan yang merupakan prinsip tawhid. Sebuah teologi dapat bertindak sebagai batu loncatan untuk proposal dalam etika lingkungan. Konsep teologi yang qur’ani dalam Islam tentang ekologi yang pertama bisa ditemukan dalam ayat-ayat yang berbicara seputar ketauhidan itu sendiri.
Kemudian didapati rumusan masalah Bagaimana Konsep Ekoteologi dalam al-Qur’an? dan Bagaimana Majelis Ta’lim Aqoidul Khomsin Memaknai Ekoteologi Qur`ani: Membangun Rasa Cinta Lingkungan?. Dengan tujuan Mengetahui Konsep tentang Ekoteologi Qur`ani: Membangun Rasa Cinta Lingkungan. Lalu mengetahui Bagaimana Tanggapan dan Penjelasan di Majelis tersebut sebagai Majelis yang Fokus Membahas Akidah dalam memaknai tentang Ekoteologi Qur`ani: Membangun Rasa Cinta Lingkungan. Pada akhirnya tulisan ini agar bisa menjadi penambah wawasan dan pengetahuan mengenai ekoteologi qur’ani bagi para akademisi, terutama yang berkecimpung di bidang al-Qur’an dan tafsir. Lalu bisa memberikan kontribusi dan pengetahuan tentang pelaksanaan pengajian tauhid yang nantinya bisa membentuk etika lingkungan. Agar bisa juga menjadi rujukan bagi peneliti lain yang akan membahas terkait dengan tema penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan pendekatan Fenomenologi, yakni merupakan tradisi penelitian kualitatif yang berakar pada filosof dan psikologi, dan berfokus pada pengalaman hidup manusia (sosiologi). Sumber primer penelitian ini dari Kyai majelis ta’lim dan santrinya, tempat kegiatan majelis ta’lim, dan segala kegiatan atau aktivitas pada majelis ta’lim yang diteliti dalam konteks yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi, interview, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya dengan fenomenologi E.Husserl: reduksi fenomenologis, reduksi eidetis, reduksi transendental baru diambil kesimpulan.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada dua ayat yang digunakan kyai Majelis Ta’lim Aqoidul Khomsin. Ayat pertama tentang landasan berjalannya majelis ini yakni surah Muhammad ayat 19. Ayat kedua tentang penjelasan kyainya mengenai ekoteologi qur’ani yaitu surah ar-Rum ayat 41. Dari kedua ayat tersebut didapati bahwa konsep ekoteologi dalam al-Qur`an ialah memahami atau mengimani Allah dengan cara mengesakan-Nya, bahwa hanya Allah zat yang Mahakuasa, yang wajib kita tahu dan kita kenal. Karena Allah swt. lah yang mencipta, mematikan, memiliki, yang mengendalikan alam raya. Setelah mengimaninya maka melaksanakan perintah-Nya sebagai bentuk pengesaan-Nya, bukan malah melakukan sebaliknya dengan melanggar seperti melakukan kerusakan di darat dan di laut yang menyebabkan dosa bagi manusia. Kemudian pada analisis berikutnya didapati majelis ta’lim aqoidul khomsin ini secara tidak langsung sudah melaksanakan prinsip tauhid yang ada dalam ekoteologi. Kemudian juga dengan terlaksananya prinsip tauhid itu menjadikan para santri bisa beretika baik terhadap lingkungan. Jika prinsip tauhid belum terlaksana dengan baik maka dua prinsip lain dalam ekoteologi yakni khalifah yang amanah, dan akhirat tidak akan berjalan dengan baik, karena prinsip tauhid menjadi basic diantara ketiganya.
23SK2331045.00 | SK IAT 23.045 RIA e | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain