SKRIPSI TP
Terapi Dzikir Ratib Al-Attas Sebagai Ta'zir Ketidakdisiplinan Santri Putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'I Akrom Kota Pekalongan
Fenomena ketidakdisiplinan masih sering terjadi di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’i Akrom Kota Pekalongan. Dari hasil wawancara dan observasi diperoleh data bahwa ketidakdisiplinan masih banyak dilakukan oleh santri, khususnya santri putri di pondok pesantren. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang dibutuhkan dalam mengatasi ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh santri. Dari sinilah maka terapi dzikir Ratib al-Attas sangat dibutuhkan sebagai ta’zir ketidakdisiplinan santri putri.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: a). Untuk Mengetahui Terapi Dzikir Ratib al-Attas Sebagai Ta’zir Ketidakdisiplinan Santri Putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’i Akrom Kota Pekalongan. b). Untuk Mengetahui Ketidakdisiplinan Santri Putri Sebelum dan Setelah Melakukan Terapi Dzikir Ratib al-Attas Sebagai Ta’zir Ketidakdisiplinan Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’i Akrom Kota Pekalongan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan melalui pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi dzikir Ratib al-Attas sebagai ta’zir ketidakdisiplinan santri putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’i Akrom Kota Pekalongan meliputi beberapa tahap antara lain; tahap awal (pengkondisian), tahap tengah (pelaksanaan), dan tahap akhir (evaluasi). Hasil berikutnya adalah mengenai ketidakdisiplinan santri dalam meninggalkan kegiatan rutinitas pembacaan kitab dzikir Ratib al-Attas di pondok pesantren. Ketidakdisiplinan santri putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’i Akrom Kota Pekalongan adalah sebelum dilakukan terapi dzikir Ratib al-Attas, santri sering melakukan ketidakdisiplinan meninggalkan kegiatan rutinitas pembacaan kitab dzikir Ratib al-Attas. Setelah dilakukan terapi dzikir Ratib al-Attas, lima subjek dalam penelitian ini memiliki hasil berbeda-beda, dua santri dengan kategori ketidakdisiplinan menurun, dua santri dengan kategori ketidakdisiplinan konstan (tetap), dan satu santri dengan kategori ketidakdisiplinan meningkat. Bentuk-bentuk ketidakdisiplinannya antara lain; ketidakdisiplinan eksternal, ketidakdisiplinan tradisional, dan ketidakdisiplinan waktu.
23SK2333020.00 | SK TP 23.020 FIT t | My Library (Lt. 3 Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain