TESIS EKOS
Studi Fenomenologi: Implementasi Sertifikasi Halal Dalam Persepsi Pelaku Industri Makanan di Pekalongan
Kasus yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya kebijakan pemerintah yang mewajibkan para pelaku industri makanan untuk melegalisasi produk hasil produksi yang dihasilkan dengan sertifikat halal, yang awalnya bersifat sukarela, sejak Oktober 2019 kebijakan tersebut menjadi sebuah perintah atau mandatori. Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim dan makanan halal adalah kewajiban bagi seorang muslim, pelaku industri makanan harus mejalankan proses produksi halal. Namun dalam kenyataan yang ada pelaku industri makanan di Pekalongan 2.095 pelaku usaha dari total lebih dari 6.666 pemilik UMKM, baru terdapat hanya sekitar 835 pemilik usaha yang sudah bersertifkiat Halal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan proses sertifikasi halal di Indonesia, apa saja hambatan dan dukungan yang dihadapi pelaku industri makanan di Pekalongan dalam penerapan sertifikasi halal, bagaimana persepsi pelaku usaha industri makanan terhadap sertifikasi halal terbentuk, bagaimana persepsi pelaku industri makanan terhadap sertifikasi halal.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, peneliti melakukan Wawancara dan observasi kepada 5 pelaku industri makannan di Pekalongan, baik yang belum memiliki sertifikasi halal maupun yang sudah mengantongi srtifikasi halal. didukung dengan dokumentasi dan literatur yang mendukung penelitian ini
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa implementsi sertifikasi halal dapat dilaksanakan secara gratis bagi proses industri makanan sederhana, dan dikenakan sejulmah biaya bagi proses industri makanan yang menngunakan bahan pangan olahan dan/atau menggunakan produk makanan hewani. Sedangkan sertifikasi halal sendiri memiliki hambatan dan dukungan dalam proses implementasinya. Dukungan pemerintah untuk sertifikasi halal gratis, adanya kesadaran halal yang di miliki pelaku industri makanan, serta melihat peluang pasar menjadi poin pendukung, sedangkan hambatan pengetahuan yang belum mumpuni, finansial yang belum mencukupi hingga prosedur yang di anggap rumit dan memakan waktu yang lama melingkupi sertifikasi halal ini dan mempengaruhi persepsi. Proses persepsi pelaku industri makanan di Pekalongan dimulai dengan penyerapan informasi yang diorganisasikan dengan pemahaman tentang sertifikasi halal. Pemahaman ini menjadi bahan evaluasi yang memicu persepsi mereka terhadap sertifikasi halal. Sehingga persepsi menghasilkan beragam persepsi diantaranya dari nilai kegamaan, nilai kesehatan nilai keamanan pangan dan nilai ekonomis.
23TS2354011.00 | TS P.EKOS 23.011 ZAK s | My Library (Lt 3. Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain