SKRIPSI IAT
Kepemimpinan dalam Perspektif Tafsir Sufi (Kajian Terhadap Tafsir Al-Jailani)
Dalam menghadapi problematika yang terjadi pada era kontemporer, setiap individu perlu memiliki suatu kemampuan dalam menghadapinya, dengan tujuan untuk menghindari terjadinya tindakan yang negatif. Kemampuan tersebut menerut Paul G.Stolzt disebut dengan adversity quotient. Sikap adversity quotient ini sudah ada sejak zaman para nabi, salah satunya yaitu Nabi Ayyub yang mendapatkan limpahan karunia, namun diuji dengan kebinasaan dan kehancuran serta penyakit yang dideritanya, beliau hadapi dengan penuh kesabaran. Dimana dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa kisah Nabi Ayyub dapat menjadi suri tauladan bagi orang-orang yang sedang mendapatkan ujian. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagaimana berikut : (1) Bagaimana penafsiran ayat-ayat pada kisah Nabi Ayyub dalam Tafsir Al-Misbah ?. (2) Bagaimana Relevansi adversity quotient pada Kisah Nabi Ayyub dalam Tafsir Al-Misbah dengan kehidupan era kontemporer ?. Yang mana bertujuan untuk : (1) Mengetahui penafsiran ayat-ayat kisah Nabi Ayub dalam Tafsir Al-Misbah. (2) Memahami adversity quotient apa saja yang dimiliki Nabi Ayyub dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Serta relevansinya dalam menghadapi permasalahan kehidupan pada era kontemporer. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berupa kepustakaan (library research), dengan menggunakan metode tahlili sebagai analisis penafsiran, serta teori behavioral sosiologi B.F Skinner sebagai analisis relevansinya dengan kehidupan. Adapun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka menunjukkan hasil bahwa : (1) Dalam kisahnya Nabi Ayyub diuji oleh Allah Swt terkait kesabarannya, mendapatkan limpahan karunia, namun diuji dengan kebinasaan dan kehancuran serta penyakit yang dideritanya. Dalam menghadapi ujian tersebut Nabi Ayyub hanya mengadu dan berdoa kepada Tuhan-Nya. Kemudian atas ketulusan do’anya tersebut, Allah mengabulkannya dengan mengangkat penyakit yang dideritanya serta menganugerahkan berkumpulnya kembali keluarganya setelah berpisah meninggalkannya. Semua itu karena rahmat dan peringatan bagi semua hamba-hamba yang beribadah kepada Allah, dalam ketabahan dan kesabarnya, sehingga kisah Nabi Ayyub tersebut dapat menjadi suri tauladan xii untuk orang yang sedang mendapatkan ujian. (2) berdasarkan teori behavioral sosiologi B.F Skinner, ketika seseorang menerapkan adversity quotient yang dimiliki Nabi Ayub dalam menghadapi permasalahan hidupnya, dan ternyata respon atau perilaku tersebut tidak merugikan diri sendiri, maka kemungkinan besar seseorang akan mengulangi sikap adversity quotient tersebut dalam menghadapi disetiap permasalahan hidupnya.
23SK2331039.00 | SK IAT 23.039 MOH k | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain