SKRIPSI PAI
Relevansi Konsep Merdeka Belajar Nadiem Makarim Dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Kata Kunci : Merdeka Belajar, Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Relevansi
Problematika pendidikan seakan-akan menjadi topik yang tidak ada habisnya untuk dibicarakan baik di negara berkembang ataupun negara maju sekalipun. Problem ini dimulai dari tenanga pendidik hingga kurikulum yang sering berganti seiring dengan pergantian Menterinya. Gagasan serta pemikiran Ki Hajar Dewantara memiliki nilai-nilai yang masih sangat relevan dengan kondisi zaman serta kultural dimasa sekarang ini, hal tersebutlah yang mendasari beberapa pemikiranya masih digunakan dalam penilitian atau penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam konsep Merdeka Belajar misalnya, sangat kental disitu buah pikiran Ki Hajar yang relevan di dalam tiap point-point kebijakanya. Relevansi artinya hubungan, kaitan, kesesuaian, kecocokan, kaitan usul dengan kenyataan harus adanya agar dapat dilaksanakan. Merdeka belajar merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut Nadiem Makarim, Merdeka Belajar adalah kebebasan berfikir, kebebasan otonomi yang diberikan kepada elemen pendidikan yang bertujuan memberi ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi antara pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan konsep merdeka belajar. Kebijakan Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim saat ini yaitu program belajar dengan konsep Pendidikan Merdeka.
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan metode Library Research atau studi kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini merupakan pendekatan yang dalam prosesnya menekankan dan menonjolkan analisisnya pada data deskripsi berupa narasi dan catatan, dengan tambahan sumber dari buku-buku yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kebijakan Nadiem Makarim ini cenderung mengarah kepada kepada filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan difahami sebagai upaya pendewasaan seseorang dengan menggunakan metode among. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sebuah tuntunan, yang menuntun segala kodrat yang ada pada anak didik agar mereka sebagai manusia dan sebagai masyarakat dapat menemukan kesejahteraan serta kebahagiaan hidup setinggi-tingginya. Merdeka Belajar merupakan representasi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yang di manifestasikan Kementerian Pendidikan melalui kebijakan yang sangat konstruktif dalam membangun paradigma masyarakat mengenai pendidikan bangsa Timur yang mengedepankan azas-azas kemanusiaan dan juga kerakyatan.
DAFTAR PUSTAKA :
Ahmad Supriyanto. 2020. Pendidikan Humanistik Holistik Sebagai Arah Konsep Pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia. Prosiding Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UMM.
Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak Publisher.
Arifin, M.. 2000. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharudin. 2007. Pendidikan Alternatif Quryah Thayyibah. Yogyakarta: LKIS.
Baharudin. 2007. Pendidikan Humanistik. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Birsyada. 2016. Dasar-Dasar Pendidikan IPS. Yogyakarta: Ombak.
Darsiti Soeratman. 2011. Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Della, Choirul Ainia, dkk. 2020. “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya Bagi Pendidikan Karakter”.Jurnal Filsafat Indonesia. No.3. III.
Dewantara. 2011. Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.
Dwiarso. 2010. Napak Tilas Ajaran Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Pesatuan.
Faiz, Aiman danI mas Kurniawaty. 2020. "Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia dalam Perspektif Filsafat Progresivisme". Bandung: Jurnal Pendidikandan Pembelajaran, No.2. XII.
Fatimah, Milasari. 2017. “Analisis Dongeng “Scheeweibchen Und Rosenrot” dan “Jorinde Und Joringel” dari Kumpulan Dongeng Die Marchen Der Bruder Grimm (Kajian Struktur Narativ Vladimir Prop)””.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
FrancisWahuno. 2013. Membedah Gagasan Praktik Pendidikan KiHajarDewantara. Yogyakarta: Kanisius.
Freire, Paulo. 2011. Pendidikan Kaum Tertinda. Jakarta: LP3ES.
Fudyartanta. 1990. Buku Ketaman Siswaan. Yogyakarta: TP.
Furqon, Hendrik. 2018. “Nilai Pendidikan Dalam Tetraologi Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”. Lamongan: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. No.2. IV.
Gusti, I Agung Made Gede Mudana. 2019. “Membangun Karakter dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara”. Jurnal Filsafat Indonesia. No. 2. II.
Guza, Afril. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Guru dan Dosen. Jakarta: Asa Mandiri.
Hajar, Ibnu Hajar. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Hendri, Nofri. 2020. “Merdeka Belajar: Antara Retorika dan Aplikasi”. E-TechJurnal. No.1. VIII.
Hermanik, Mujiati. 2008. Quo Vadis Kebijakan Ujian Nasional. Jakarta: Spektrum.
Ismanto, Bambang. 2013. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Revolusi Mental Pendidikan diIndonesia. Salatiga: UKSW.
Istig’faroh, Nurul. 2020. “Relevansi Filosofi Ki Hajar Dewantara Sebagai Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional Merdeka Belajar di Indonesia”, Jurnal Pendidikan. No.2 III.
Kemendikbud. 2019. Merdeka Belajar: Pokok-Pokok Kebijakan Merdeka Belajar. Jakarta: Makalah Rapat Koordinasi Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia.
Khaldun, Ibnu. 2000. Muqaddimah, terj Ahmad Thoha. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Kordi, Ghufran. 2015. Manusia Sekolah dan Sekolah Manusia. Jakarta: Pustaka Baru Press.
Kurnianingsih, Dwi. 2013. Implementasi Ajaran Ki Hajar Dewantara Dalam Kepemimpinan Pendidikan. Salatiga:UKSW.
Noventari, Widya. 2020. “Konsepsi Merdeka Dalam Sistem Among Menurut Pandangan Ki Hajar Dewantara”. PKn Progresif. No.1. XV.
NurRois. 2012 Kesenjangan Sosial di Dunia Pendidikan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Prihatini, Yuli. 2015. Pendidikan Yang Memerdekakan. Yogyakarta: Makalah Seminar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa.
Rulam Ahmadi. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan. Yokyakarta: Ar-Rum Media.
S, Bambang Dewantara. 2012. Mereka yang Selalu Hidup Ki Hadjar Dewantara dan Nyi Hadjar Dewantara. Jakarta: Roda Pengetahuan.
S, Nasution. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Samho, Bartolomeus. 2013. Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Kanisius.
Sholehudin. 2018. “Humanisas Pendidikan: Meneguhkan Sisi Kemanusiaan dalam Proses Pembelajaran”. Journal For Islamics Studies. No. 2. I.
Sugiharto, Bambang. 2018. Humanisme Dan Humanora. Yogyakarta: Jalasutra.
Sugiharto, Bambang. 2018. Humanisme dan Humaniora. Yogyakarta: Jalasutra.
Surjomihardjo. 1986. Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan.
Tarmidji, Ahmad Khuduri. 2011. Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun: Menggapai Transformasi Sosio-Edukasi dan Kesadaran Humanis. Bogor: Edukasi Press.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Media Group.
Ulum, M. Bachrul. 2019. Pendidikan Pembebasan. Malang: My Litera.
Wahid, Abdurahman. 1984. Pembebasan Melalui Pendidikan; Punyakah Keabsahan? dalam kata pengantarbuku Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan Paulo Freire. Jakarta:Gramedia.
Wiryopranoto, Suhartono dkk. 2017. Ki Hajar Dewantara: Pemikirandan Perjuangan. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional.
23SK2321131.00 | SK PAI 23.131 ANA r | My Library (Lantai.3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain