SKRIPSI IAT
Tradisi Puasa Dalail Qur'an (Studi Living Qur'an di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin Hidayatul Qur'an Randudongkal Pemalang)
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang mempunyai tujuan sebagai penuntun umat Islam, sehingga tidak mengherankan apabila mayoritas umat Islam saling berlomba untuk memahami isi al-Qur’an dengan beragam jalan, salah satunya dengan jalan menghafalkannya. Menghafal al-Qur’an bukanlah suatu hal yang mampu dikatakan sebagai kemudahan dan tentu memiliki banyak problematika. Oleh karenanya, guna menangani problematika itulah maka seorang penghafal al- Qur’an dianjurkan untuk melakukkan beragam tirakat, salah satunya dengan puasa dalail Qur’an. Fokus pembahasan dari penelitian ini adalah: Pertama Bagaimana praktik puasa dalail Qur’an. Kedua Bagaimana makna yang terkandung dalam tradisi puasa dalail Qur’an. dan Ketiga relevansi puasa dalail Qur’an dalam pelaksanaan hafalan al-Qur’an santri di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin Hidayatul Qur’an. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan tergolong penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu melalui wawancara, obsrvasi, dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan analisis deskripsi eksplanatif. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, pada praktiknya setiap pelaku pelaksana tradisi puasa dalail Qur’an dilakukan selama satu tahun penuh kecuali lima hari yang diharamkan berpuasa dengan menyertakan membaca al-Qur’an secara binadhor satu juz setiap harinya. Kedua, puasa dalail Qur’an didalamnya mempunyai makna tersendiri seperti: penuntun santri berkepribadian baik, pensucian diri, melatih kedisiplinan serta menumbuhkan kepekaan spiritual. Ketiga, puasa dalail Qur’an mempunyai relevansi yang kuat terhadap proses menghafal al- Qur’an dikarenakan berkenaan dengan hati. Puasa dalail Qur’an mampu membersihkan hati serta membentengi diri dari maksiat, seperti perbuatan dosa dan sifat tercela, cinta keduniaan, makanan haram, mengikuti hawa nafsu serta hal buruk lainnya. Sehingga dari situlah terdapat hubungan yang erat dengan proses menghafal al-Qur’an.
23SK2331007.00 | SK IAT 23.007 HID t | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain