SKRIPSI HKI
Pemenuhan Hak Nafkah Anak Pasca Perceraian Studi Kasus di Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan
Nafkah merupakan pengeluaran yang biasanya dipergunakan oleh seseorang untuk orang yang menjadi tanggungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup, baik berupa sandang, pangan maupun papan dan lainnya dengan sesuatu yang baik. Nafkah setelah bercerai merupakan tanggung jawab suami, namun praktiknya di sebagian besar masyarakat kewajiban tersebut tidak terlaksana dengan baik. Setelah bercerai ayah cenderung mengabaikan nafkah untuk anak terutama yang berkaitan dengan hak-hak pokok anak, hal ini tidak sejalan dengan dengan apa yang ditetapkan dalam Fiqih, Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan hak nafkah anak pasca perceraian di Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan dan Upaya yang dilakukan ibu untuk mempertahankan hak nafkah anak.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan informan dan data sekunder yang diperoleh melalui buku, jurnal atau bacaan yang terkait dengan tema penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa penyusunan data, reduksi penyajian, dan penarikan kesimpulan dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan hak nafkah anak pasca perceraian belum dapat terlaksana dengan baik. Terdapat beberapa pola dalam pelaksanaannya, ada yang selalu memberi, kadang-kadang memberi, pernah memberi dan tidak pernah memberi. Dalam hal ini, terdapat upaya yang dilakukan ibu yaitu berkomunikasi dan mengutus orang (anak) agar mantan suami tidak lupa akan kewajibannya memberi nafkah kepada anak. Namun ada juga yang tidak melakukan upaya apapun, karena masih mampu memenuhi kebutuhan anak seorang diri.
Kata Kunci: Pemenuhan, Perceraian, Nafkah Anak
Livelihood is an expenditure that is usually used by a person for his dependents in meeting the necessities of life, whether in the form of clothing, food or board and others with something good. Making a living after divorce is the responsibility of the husband, but in practice in most societies this obligation is not carried out properly. After a divorce, fathers tend to ignore maintenance for their children, especially those related to the child’s basic rights, this is not in line with what is stipulated in Fiqh, the Marriage Law and the Compilation of Islamic Law. This study aims to find out how the implementation of children’s livelihood rights after divorce in Mulyorejo Village, Tirto District, Pekalongan Regency and the efforts made bay mothers to maintain children’s livelihood right.
The type of research used is field research with a qualitative approach. This study uses primary data sources obtained through interviews with informants and secondary data obtained through books, journals or readings related to the research theme. This study uses data analysis techniques in the form of data compilation. Presentation reduction, and drawing conclusions using qualitative descriptive techniques.
The results of this study are that the implemention of children’s rights to support after divorce has not been able to be carried out properly. There are several patterns in its implementation, there are always giving, sometimes giving, never giving and naver giving. In this case, there is an affort made by the mother, namely communicating and sending people (children)so that the ex-husband does not forget his obligation to provide a living for the child. But there are also those who do not make any efforts, because they are still able to meet the needs of their children alone.
Keywords: Fulfillment, Divorce, Livelihoods Children
22SK2211087.00 | SK HKI 22.087 YAN p | My Library (Lantai.3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain